Wuuuh, susah amat di atur, sudah berkali-kali di tegur anak itu masih aja ramai. Aku sudah kehabisan akal untuk menenangkannya. Jam siang begini keadaan kelas memang tidak kondusif. Anak-anak sudah kehilangan konsentrasi. Tututan sekolah untuk membuat les tambahan memaksaku harus mengajar sampai siang. Anak-anak juga harus mengikuti pelajaran tambahan untuk menghadapi UAN (Ujian AKhir Nasional).Kondisi kelas tahun ini jauh lebih berat karena anak-anak yang aku cap bandel lebih banyak. Tiga tahun berturut-turut sekolahku memang berhasil menjadi sekolah dengan nilai rata-rata tertinggi. Anak-anak sebelumnya mudah di atur dan diarahkan tetapi untuk tahun ini rasanya susah sekali.
Kondisi tersebut semakin menyulitkan karena guru yang dianggap mampu mengelola kelas sudah di pindah tugaskan menjadi kepala sekolah di tempat lain. Kemampuannya mengelola kelas memang luar biasa. Cara mengajarnya cukup tegas dan berwibawa tetapi jauh dari kesan angker. Aku tanya anak-anak cukup senang dengan beliau. Beberapa kali anak-anak menanyakan beliau karena merasa nyaman mengikuti pelajarannya. Sampai-sampai para alumni juga punya kesan tersendiri.
Apa boleh buat tahun ini memang tahun tantangan buat aku dan guru-guru yang lain. Kita berusaha keras bagaimana membuat siswa kelas 6 tahun ini bisa memberi yang terbaik minimal mampu mempertahankan prestasi sebelum-belumnya.
Aku tahu mungkin ada yang salah dengan cara mengajarku, sehingga anak-anak kurang apresiatif terhadap materi yang aku ajarkan. Kondisi ini memang bukan salah siswanya tetapi bagaimana seorang guru bisa memperbaiki cara mengajar.
Semoga saja ada pelajaran-pelajaran yang bisa aku gali dari berbagai sumber, tentang bagaimana mengajar yang efektif. Kedekatan seorang guru dengan siswa juga sangat penting untuk melakukan perubahan. Dialog yang intensif dengan wali murid juga harus di lakukan. Kondisi lingkungan belajar di rumah juga hrus di bangun supaya bisa mendukung perkembangan belajar siswa di sekolah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar