Kamis, 22 Agustus 2013

Mendidik Anak Menjadi Kreatif

Anak yang aktif adalah anak dambaan seluruh orang tua. Pasti terbayangkan betapa menyenangkannya memiliki anak yang aktif dan menggemaskan. Ya, anak yang aktif melakukan sesuatu memang ada saja polah tingkah lakunya dan selalu membuat orang tua tersenyum.
Ibu Yani mempunyai anak berumur enam tahun. Ia selalu mengajak anaknya untuk berpikir kreatif tentang segala hal.
“Saat bermain balok, biasanya saya sering membiarkan anak bebas membentuk balok-balok itu jadi apa. Saya juga membebaskan anak untuk mengembangkan bakat sesuai hobinya. Kami tak ingin memaksa. Karena jika dipaksa, anak pikirannya malah jaid mandheg (berhenti),” ujarnya.
Contoh di atas bisa kita aplikasikan pula kepada anak-anak kita. Mereka akan merasa senang ketika orang tua memberi kepercayaan untuk mengembangkan kreatifitasnya sendiri tanpa paksaan. Selain itu, tanpa tekanan, anak akan dengan mudah mengaktualisasikan apa yang ingin dilakukannya. Selama itu semua dalam hal positif, maka setiap orang tua wajib memberikan dukungan dan kepercayaan.
Selalu Berfikir Positif
Ada banyak cara yang dapat dilakukan orang tua agar keaktifan anak bisa mengarah pada hal-hal yang positif, misalnya saja menjadi anak yang kreatif dengan segala keaktifannya. Untuk menunmbuhkan kekreatifan anak, ada beberapa hal pola pengasuhan yang harus diperhatikan
Pertama, orang tua hendaknya tidak membatasi anak dengan banyak larangan. Sebagaimana yang kita ketahui, anak yang aktif adalah anak yang suka bergerak. Hal ini sudah menjadi sifat dari anak yang aktif. Apabaila orang tua terlalu memberikan banyak hal, tentu anak akan merasa dikekang. Memang ada saatnya anak menuruti aturan orang tua. Akan tetapi, bila ada hal-hal yang membuat anak kecewa, anak bisa berubah menjadi anak yang tidak mau tahu dengan aturan dan perlahan menjadi anak yang memberontak. Anak kreatif biasanya membutuhkan diskusi atau bertukar pikiran untuk mengembangkan ide-idenya. Untuk itu, tidak ada salahnya jika orang tua sesekali mengajak anak mendiskusikan apa yang akan diberikan orang tua dan tak lupa untuk selalu memberikan alasan yang logis ketika hendak melarang atau menolak ide anak.
Kedua, pengarahan yang logis. Kebanyakan anak yang aktif adalah anak yang pandai. Hal ini disebabkan karena otak mereka tidak pernah berhenti bekerja. Apabila anak bisa diarahkan ke hal-hal positif, hal ini dapat menjadikan nilai lebih bagi anak. Selain pengarahan positif yang logis, anak juga perlu diberikan nasihat-nasihat yang positif. Nasihat yang diberikan orang tua hendaknya tidak mengandung unsur emosional dari kita. Maka kita harus membahasakan nasihat sesuai dengan kemampuan anak. Lebih baik pula jika nasihat yang diberikan orang tua diiringi dengan contoh-contoh nyata dan logis.
Ketiga, menasihati anak dalam keadaan tenang. Mengapa harus dengan tenang? Di atas kita sudah mengetahui bahwa anak perlu diberi pengaarahan positif dan nasihat yang tidak mengandung emosional. Selanjutnya sekarang adalah menasihati dalam keadaan tenang, artinya orang tua harus menghilangkan kejengkelannya ketika berbincang tentang kenakalan anak. Hal yang terpenting, orang tua seharusnya tidak langsung ‘melabrak’ anak dengan kata-kata yang bernada membentak. Untuk itu, orang tua hendaknya menenangkan diri terlebih dahulu dan mulai berbicara atau menasihati anak jika merasa sudah dalam keadaan tenang. Cara seperti ini cukup efektif agar anak aktif menjadi kreatif, bukannya malah memberontak.
Keempat, kesabaran dan ketekunan. Anak yang aktif pasti banyak melakukan aktivitas, dalam bentuk apapun itu. Untuk itu dalam mengarahkan anak, orang tua hendaknya bersabar disertai dengan ketekunan. Kesalahan dan ketekunan ini diperlukan karena kemungkinan anak akan melakukan kesalahan yang sama. Orang tua juga hendaknya kita meluangkan waktu untuk melakukan satu aktivitas yang sama dengan anak kita. Terlebih lagi jika aktivitas tersebut adalah aktivitas yang sangat digemari anak.
Kelima, memberikan liburan yang kreatif. Menghabiskan liburan bersama anak pasti sangat menyenangkan. Dalam hal ini, orang tua harus jeli dalam memilih momen liburan bersama, termasuk saat memilih tempat liburan. Karena selain sebagai tempat rekreasi, liburan juga bisa menjadi tempat untuk mengasah kreativitas anak.
Mengadakan liburan yang kreatif tidak harus mahal. Akan teatapi yang terpenting adalah sesuai dengan minat anak. Liburan yang kreatif juga tidak harus dilakukan di luar rumah, karena rumah bisa juga disulap menjadi tempat liburan yang mengasikkan dan memicu kekreatifan anak. Contoh berlibur di rumah yang dapat memicu kekreatifan anak adalah berkebun, mendekorasi ulang kamar atau rumah, membuat kreasi pernak-pernik, dan masih banyak lagi ide kreatif lainnya. Kalaupun orang tua ingin mengajak anak berlibur di luar rumah, sarana permainan outbond bisa menjadi pilihan utama untuk meningkatkan kreativitas anak. Seperti yang ditulis di awal, anak kreatif memang cenderung aktif. Oleh karena itu, wahana permainan alam yang penuh tantangan cenderung lebih disenangi anak kreatif yang emosi dan jiwanya lebih mudah menyatu dengan permainan ini. Pemilihan permainan outbond ini juga bisa mendidik anak untuk bekerjasama, mengenal arti toleransi, mengembangkan kemampuan sosialisasi anak, dan banyak manfaat lainnya.
Terakhir, membuat permainan kreatif dan edukatif.  Permainan kreatif dan edukatif biasanya adalah permainan yang membantu anak meningkatkan daya pikir, logika, dan kreativitas anak. Jenis mainan seperti ini sudah dijual bebas di pasaran. Mainan ini bisa berbentuk puzzle, kartu, balok-balok kayu, dan lain sebagainya. Ketika anak sudah memiliki permainan jenis ini, bukan berarti orang tua bisa begitu saja meninggalkan anak. Orang tua juga perlu mendampingi anak dalam memainkan permainan ini, supaya anak bisa mendapatkan banyak pengarahan dan pelajaran baru dari apa yang telah dimainkannya.
Indah dalam Kebaikan
Pengetahuan itu ibaratnya hak milik seorang mukmin yang hilang, dimanapun ia menjumpainya, di situ ia mengambilnya.-H.R. al-Askari-
Kreatif biasanya dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan seseorang. Proses itu membutuhkan kesiapan lahir dan batin bagi siapapun yang ingin maju. Dalam Islam kreatif itu tidak dilarang, selama kreatifitas itu tujuannya untuk kebaikan dan tidak bertentangan dengan syariat. Karena, kreatifitas juga merupakan bagian dari ilmu yang harus terus digali dan dikembangkan lagi. Siapapun dia, apapun statusnya, anak orang kaya, anak dari kalangan biasa, mereka semua berhak menjadi anak yang kreatif.
Semoga dari proses kreatifitas anak-anak kita, akan terbentuk penemuan baru, pengetahuan baru, dan pengalaman baru. Semoga pula dengan tumbuhnya kreatifitas anak, mereka selalu menjadikan al-Qur’an dan Sunnah sebagai pedoman hidup, sehigga menjadi generasi bangsa yang kreatif dan berkepribadian Islami. Aamiiin(nir/berbagai sumber) 
sumber http://muzakki.com/membina-keluarga/membina-keluarga/717-mendidik-anak-menjadi-kreatif.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar