Ibu Yani mempunyai anak berumur enam tahun. Ia selalu mengajak anaknya untuk berpikir kreatif tentang segala hal.
“Saat bermain balok, biasanya saya
sering membiarkan anak bebas membentuk balok-balok itu jadi apa. Saya
juga membebaskan anak untuk mengembangkan bakat sesuai hobinya. Kami tak
ingin memaksa. Karena jika dipaksa, anak pikirannya malah jaid mandheg
(berhenti),” ujarnya.
Contoh di atas bisa kita aplikasikan
pula kepada anak-anak kita. Mereka akan merasa senang ketika orang tua
memberi kepercayaan untuk mengembangkan kreatifitasnya sendiri tanpa
paksaan. Selain itu, tanpa tekanan, anak akan dengan mudah
mengaktualisasikan apa yang ingin dilakukannya. Selama itu semua dalam
hal positif, maka setiap orang tua wajib memberikan dukungan dan
kepercayaan.
Selalu Berfikir Positif
Ada banyak cara yang dapat dilakukan
orang tua agar keaktifan anak bisa mengarah pada hal-hal yang positif,
misalnya saja menjadi anak yang kreatif dengan segala keaktifannya.
Untuk menunmbuhkan kekreatifan anak, ada beberapa hal pola pengasuhan
yang harus diperhatikan
Pertama, orang tua hendaknya
tidak membatasi anak dengan banyak larangan. Sebagaimana yang kita
ketahui, anak yang aktif adalah anak yang suka bergerak. Hal ini sudah
menjadi sifat dari anak yang aktif. Apabaila orang tua terlalu
memberikan banyak hal, tentu anak akan merasa dikekang. Memang ada
saatnya anak menuruti aturan orang tua. Akan tetapi, bila ada hal-hal
yang membuat anak kecewa, anak bisa berubah menjadi anak yang tidak mau
tahu dengan aturan dan perlahan menjadi anak yang memberontak. Anak
kreatif biasanya membutuhkan diskusi atau bertukar pikiran untuk
mengembangkan ide-idenya. Untuk itu, tidak ada salahnya jika orang tua
sesekali mengajak anak mendiskusikan apa yang akan diberikan orang tua
dan tak lupa untuk selalu memberikan alasan yang logis ketika hendak
melarang atau menolak ide anak.
Kedua, pengarahan yang logis.
Kebanyakan anak yang aktif adalah anak yang pandai. Hal ini disebabkan
karena otak mereka tidak pernah berhenti bekerja. Apabila anak bisa
diarahkan ke hal-hal positif, hal ini dapat menjadikan nilai lebih bagi
anak. Selain pengarahan positif yang logis, anak juga perlu diberikan
nasihat-nasihat yang positif. Nasihat yang diberikan orang tua hendaknya
tidak mengandung unsur emosional dari kita. Maka kita harus
membahasakan nasihat sesuai dengan kemampuan anak. Lebih baik pula jika
nasihat yang diberikan orang tua diiringi dengan contoh-contoh nyata dan
logis.
Ketiga, menasihati anak dalam
keadaan tenang. Mengapa harus dengan tenang? Di atas kita sudah
mengetahui bahwa anak perlu diberi pengaarahan positif dan nasihat yang
tidak mengandung emosional. Selanjutnya sekarang adalah menasihati dalam
keadaan tenang, artinya orang tua harus menghilangkan kejengkelannya
ketika berbincang tentang kenakalan anak. Hal yang terpenting, orang tua
seharusnya tidak langsung ‘melabrak’ anak dengan kata-kata yang bernada
membentak. Untuk itu, orang tua hendaknya menenangkan diri terlebih
dahulu dan mulai berbicara atau menasihati anak jika merasa sudah dalam
keadaan tenang. Cara seperti ini cukup efektif agar anak aktif menjadi
kreatif, bukannya malah memberontak.
Keempat,
kesabaran dan ketekunan. Anak yang aktif pasti banyak melakukan
aktivitas, dalam bentuk apapun itu. Untuk itu dalam mengarahkan anak,
orang tua hendaknya bersabar disertai dengan ketekunan. Kesalahan dan
ketekunan ini diperlukan karena kemungkinan anak akan melakukan
kesalahan yang sama. Orang tua juga hendaknya kita meluangkan waktu
untuk melakukan satu aktivitas yang sama dengan anak kita. Terlebih lagi
jika aktivitas tersebut adalah aktivitas yang sangat digemari anak.
Kelima, memberikan liburan yang
kreatif. Menghabiskan liburan bersama anak pasti sangat menyenangkan.
Dalam hal ini, orang tua harus jeli dalam memilih momen liburan bersama,
termasuk saat memilih tempat liburan. Karena selain sebagai tempat
rekreasi, liburan juga bisa menjadi tempat untuk mengasah kreativitas
anak.
Mengadakan liburan yang kreatif tidak
harus mahal. Akan teatapi yang terpenting adalah sesuai dengan minat
anak. Liburan yang kreatif juga tidak harus dilakukan di luar rumah,
karena rumah bisa juga disulap menjadi tempat liburan yang mengasikkan
dan memicu kekreatifan anak. Contoh berlibur di rumah yang dapat memicu
kekreatifan anak adalah berkebun, mendekorasi ulang kamar atau rumah,
membuat kreasi pernak-pernik, dan masih banyak lagi ide kreatif lainnya.
Kalaupun orang tua ingin mengajak anak berlibur di luar rumah, sarana
permainan outbond bisa menjadi pilihan utama untuk meningkatkan
kreativitas anak. Seperti yang ditulis di awal, anak kreatif memang
cenderung aktif. Oleh karena itu, wahana permainan alam yang penuh
tantangan cenderung lebih disenangi anak kreatif yang emosi dan jiwanya
lebih mudah menyatu dengan permainan ini. Pemilihan permainan outbond
ini juga bisa mendidik anak untuk bekerjasama, mengenal arti toleransi,
mengembangkan kemampuan sosialisasi anak, dan banyak manfaat lainnya.
Terakhir, membuat permainan
kreatif dan edukatif. Permainan kreatif dan edukatif biasanya adalah
permainan yang membantu anak meningkatkan daya pikir, logika, dan
kreativitas anak. Jenis mainan seperti ini sudah dijual bebas di
pasaran. Mainan ini bisa berbentuk puzzle, kartu, balok-balok kayu, dan
lain sebagainya. Ketika anak sudah memiliki permainan jenis ini, bukan
berarti orang tua bisa begitu saja meninggalkan anak. Orang tua juga
perlu mendampingi anak dalam memainkan permainan ini, supaya anak bisa
mendapatkan banyak pengarahan dan pelajaran baru dari apa yang telah
dimainkannya.
Indah dalam Kebaikan
Pengetahuan itu ibaratnya hak milik
seorang mukmin yang hilang, dimanapun ia menjumpainya, di situ ia
mengambilnya.-H.R. al-Askari-
Kreatif biasanya dimaksudkan untuk
mengembangkan kemampuan seseorang. Proses itu membutuhkan kesiapan lahir
dan batin bagi siapapun yang ingin maju. Dalam Islam kreatif itu tidak
dilarang, selama kreatifitas itu tujuannya untuk kebaikan dan tidak
bertentangan dengan syariat. Karena, kreatifitas juga merupakan bagian
dari ilmu yang harus terus digali dan dikembangkan lagi. Siapapun dia,
apapun statusnya, anak orang kaya, anak dari kalangan biasa, mereka
semua berhak menjadi anak yang kreatif.
Semoga dari proses kreatifitas anak-anak
kita, akan terbentuk penemuan baru, pengetahuan baru, dan pengalaman
baru. Semoga pula dengan tumbuhnya kreatifitas anak, mereka selalu
menjadikan al-Qur’an dan Sunnah sebagai pedoman hidup, sehigga menjadi
generasi bangsa yang kreatif dan berkepribadian Islami. Aamiiin. (nir/berbagai sumber)
sumber http://muzakki.com/membina-keluarga/membina-keluarga/717-mendidik-anak-menjadi-kreatif.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar