dakwatuna.com . Bagi sebagian besar orang
Indonesia, hidup dengan uang bulanan (baca : gaji) adalah sesuatu yang
umum. Karena kebanyakan dari mereka bekerja sebagai karyawan, PNS,
profesional, dan lain-lain. Tidak menutup kemungkinan adanya profesi
pengusaha di Indonesia ini, tetapi yah tidak banyak, bahkan
jumlahnya masih di bawah 1% dari penduduk Indonesia. Jadi diasumsikan
masih banyak rakyat yang mengandalkan gaji perbulan untuk hidup. Right?
Berbicara tentang gaji / pendapatan bulanan, maka akan terpikir, “kalau
saja gaji saya lebih besar, pasti saya akan menabung”, “kalau saja saya
bisa naik jabatan, maka investasi saya akan rutin setiap bulan” dan
lain-lain. Tak usah berbicara tentang orang dewasa yang sudah memiliki
gaji bulanan yang tetap, mahasiswa pun juga memiliki problematika yang
sama, dapat uang saku bulanan, tetapi kok rasanya cepat banget ya
habisnya? Nah lho!
Sebagai seorang mahasiswa saya juga
mengalami hal tersebut, terasa kadang uang bulanan cepat sekali habis,
dan tak tahu habisnya ke mana. Apakah habis untuk hal-hal yang
bermanfaat atau cuma habis untuk sekedar konsumtif atau biaya hidup saja? saya juga tidak tahu
Beberapa hari yang lalu, ketika mengunjungi toko buku besar, saya melihat sebuah buku berjudul Habiskan Saja Gajimu. Di buku itu di jelaskan sebuah konsep menghabiskan uang, bukan menyisakan uang seperti yang dilakukan sebagian besar orang. Iya tho? Kenapa Ahmad Gozali dalam bukunya tersebut mengagas konsep “habiskan” bukan “sisakan”, karena menghabiskan itu jelas lebih enak,
nikmat, dan menyenangkan di bandingkan dengan menyisakan, kita akan
stress berpikir untuk menyisakan uang. Dan karena sesungguhnya hakikat
uang memang untuk di belanjakan / di habiskan tho?
Menghabiskan
Uang di Jalan yang Benar merupakan sebuah keharusan bagi setiap orang.
Ilmu ini merupakan ilmu penting untuk setiap orang yang akan merasakan
gaji perbulan nantinya. Prioritas pengeluaran adalah hal multak yang
harus di pelajari jika tidak ingin uang kita terbuang sia-sia. Maka dari
itu ada 4 (empat) urutan yang harus di penuhi untuk Menghabiskan Uang Di Jalan yang Benar. Cekidot!
Pertama, Pengeluaran Sosial. Ketika
menerima gaji atau mendapatkan uang saku bulanan. Maka zakat, infak,
atau shodaqoh wajib dilaksanakan, karena ini merupakan hak orang lain
yang ada di dalam harta kita. Pengeluaran sosial menjadi prioritas
pertama kenapa? karena hal ini sering di tunda-tunda dan cenderung di
sepelekan, biasanya infak itu kalau ada sisa saja, dan itu juga kalau
ada. Padahal kita tahu bahwa semua ajaran agama menyuruh kita untuk
mengeluarkan sebagian dari harta kita bukan? dan ingat di dalam harta
kita (gaji/uang saku) ada hak mereka yang membutuhkan. Jangan di embat
juga. Right?
Kedua, Bayar Utang atau Cicilan. Ini
nih yang sering di lupakan juga. Karena sifat utang, kita jadi sering
menunda-nunda. Apalagi kalau teman dekat, mungkin nanti saja kalau
ingat, toh teman dekat. gitu kan? Padahal dengan membayar uang dijadikan
prioritas kedua, maka sebagian beban kita jadi terangkat, tidak ada
pihak ketiga yang terus mengentayangi di pikiran kita. Jadi plong!
Ketiga, Saving atau Invesitasi. Menabung atau investasi? ah nanti saja, kalau ada sisa. Wah itu mah mindset yang
salah bro. Kalau menabung atau investasi kita bangun dari hal-hal yang
sisa, maka nanti hasilnya tidak pernah tercapai. Coba dipikirkan, dengan
menyisakan uang untuk berinvestasi di akhir bulan kira-kira menderita
ga? Mau beli ini itu jadi mikir-mikir, jadi ga tenang hidup. Kita jadi
diatur sama uang. Dan (biasanya) akhirnya di akhir bulan tidak ada uang
yang tersisa untuk menabung atau investasi. So, inilah alasan kenapa menabung atau investasi di jadikan prioritas ketiga.
Keempat, Biaya Hidup.
Saya kasih tahu sebuah rahasia, kenapa orang biasa akan tetap menjadi
biasa, dan orang kaya akan semakin kaya, karena mereka (orang biasa)
menempatkan prioritas Biaya Hidup di atas, bahkan pertama, dan mereka
(orang kaya) menempatkan prioritas Biaya Hidup di prioritas akhir.
Kenapa bisa begitu? bukankah biaya hidup itu penting? ya penting! tetapi
sifatnya tidak Fixed, tetapi Flexible! Maksudnya setiap orang dapat
mengatur biaya hidupnya, dapat menekan biaya hidupnya, dan mengatur
ulang menu makannya. Jika hanya berpikir “bagaimana caranya membuat
dapur ini ngebul” dulu, maka Biaya Hidup ini akan kita jadikan prioritas
pertama, dan ini SANGAT BERBAHAYA. Ketika biaya hidup sudah jadi
prioritas utama, maka bayar utang yah nanti saja, bulan depan. Maka
investasi atau menabung, yah nanti saja kalau ada sisa. Bahkan
(parahnya), zakat, infak, shodaqoh yah ga wajib bayar kan? Tuh akan jadi
seperti itu. Sekali lagi biaya hidup ini sifat Flexible (dapat di
ubah-ubah) bukan Fixed (tetap)
Nah setelah mengetahui 4 (empat)
alur prioritas bagaimana kita Menghabiskan Uang Di Jalan yang Benar,
marilah kita mencoba untuk menerapkan prinsip menghabiskan ini. Karena
sesungguhnya urutan prioritas ini di buat berdasarkan hak-haknya
masing-masing. Kita harus membersihkan harta kita dulu dengan
Pengeluaran Sosial, kemudian kita harus memenuhi hak-hak orang yang kita
utangi (Bayar Cicilan/utang), kemudian kita harus memenuhi hak-hak
investasi atau tabungan kita untuk masa depan nanti (saving/investasi),
dan terakhir barulah kita mendapatkan hak kita dari gaji yang kita
dapatkan selama bekerja satu bulan.
Semoga Bermanfaat
Minggu, 01 September 2013
Jumat, 23 Agustus 2013
1 Harapan diantara 1000 harapan
Harapan itu kadang menguras pikiran
Antara iya dan tidak itulah yang dinanti
harapan seringkali mengekang ekspresi
harapan membuat langkah menjadi ragu untuk melangkah
jalan-jalan menuju kesuksesan selalu dihiasi harapan
harapan mutlak harus ada tapi jangan samapai meniadakan
ya....
meniadakan kesuksesan itu sendiri
berharaplah dengan disertai ikhtiar yang tak henti
jatuh itu adalah untuk bangkit
jatuh jangan sampai berhenti bangkit
karena....
jatuh itu bagian dari harapan yang tertunda
jangan sampai harapan yang tertunda itu menjadi sebuah kegagalan
jadikan harapan hanya motivasi saja
meski harapan satu tak tercapai munculkanlah harapan baru yang lebih hebat
jangan tumbang hanya karena satu harapan
munculkanlah 1000 harapan baru
karena dari sekian ribu harapan pastilah ada satu harapan yang tepat untukmu
harapan yang Alloh putuskan terbaik untukmu
Syair Motivasi karya : Riyadi Hidayat 23082013
Antara iya dan tidak itulah yang dinanti
harapan seringkali mengekang ekspresi
harapan membuat langkah menjadi ragu untuk melangkah
jalan-jalan menuju kesuksesan selalu dihiasi harapan
harapan mutlak harus ada tapi jangan samapai meniadakan
ya....
meniadakan kesuksesan itu sendiri
berharaplah dengan disertai ikhtiar yang tak henti
jatuh itu adalah untuk bangkit
jatuh jangan sampai berhenti bangkit
karena....
jatuh itu bagian dari harapan yang tertunda
jangan sampai harapan yang tertunda itu menjadi sebuah kegagalan
jadikan harapan hanya motivasi saja
meski harapan satu tak tercapai munculkanlah harapan baru yang lebih hebat
jangan tumbang hanya karena satu harapan
munculkanlah 1000 harapan baru
karena dari sekian ribu harapan pastilah ada satu harapan yang tepat untukmu
harapan yang Alloh putuskan terbaik untukmu
Syair Motivasi karya : Riyadi Hidayat 23082013
Kamis, 22 Agustus 2013
10 Cara Kreatif Mengajar Matematika
Berikut ini ada beberapa aktifitas di kelas untuk menumbuhkan
kreativitas dalam pengajaran matematika. Dalam pengajaran,
sering-seringlah mengajukan pertanyaan kritis seperti “Apakah Kamu
mencoba ini?” “Apa yang akan terjadi jika ada ini ?” “Apakah kamu
dapat?” untuk meningkatkan pemahaman anak-anak dari ide-ide dan kosakata
matematika. Berikut beberapa aktifitas yang mungkin dapat dipraktekkan
di kelas:
1. Gunakan dramatisasi. Ajaklah anak-anak berpura-pura berada di sebuah bola (sphere) atau kotak (prisma), merasakan sisi-sisinya, ujung-ujungnya, dan sudutnya dan menyandiwarakan secara sederhana masalah aritmatika seperti: Tiga katak melompat dalam kolam dsb.
2. Menggunakan anggota tubuh anak-anak. Menyarankan agar anak-anak menunjukkan berapa banyak kaki, mulut, dan sebagainya. Ketika diminta untuk menampilkan “tiga tangan,” mereka akan menanggapi dengan protes keras, dan kemudian menunjukkan berapa banyak tangan yang mereka memiliki( “membuktikan”) ini. Kemudian mengajak anak-anak untuk menampilkan nomor dengan jari, dimulai dengan pertanyaaan sederhana, “Berapa usia Kamu?” Kemudian siswa diminta menunjukkan angka yang diminta guru. Selain itu guru menampilkan angka dalam berbagai cara (misalnya, menunjukkan lima dengan tiga pada jari tangan kiri dan dua di jari tangan kanan).
3. Menggunakan permainan. Melibatkan anak-anak bermain yang memungkinkan mereka untuk melakukan matematika dalam berbagai cara, termasuk pengurutan, menciptakan bentuk simetris dan bangunan, membuat pola, dan sebagainya. Kemudian memperkenalkan permainan jual-beli di toko, menunjukkan anak-anak permainan membeli dan menjual mainan atau benda kecil lainnya, belajar menghitung, aritmatika, dan konsep uang.
4. Menggunakan mainan. Mendorong anak-anak untuk menggunakan “adegan” dan mainan untuk simulasi kejadian nyata, seperti tiga mobil di jalan, atau misalnya, untuk menunjukkan ada dua monyet di atas pohon dan dua di atas tanah.
5. Menggunakan cerita anak-anak. Bercerita tentang sebuah kisah menarik yang didalamnya berisi konsep matematika. Jika perlu diperagakan khususnya untuk memperjelas konsep matematikanya
6. Gunakan kreativitas alami anak. Menggali ide anak tentang matematika harus didiskusikan dengan mereka. Misal seorang anak 6 tahun ditanya begini: “Pikirkan angka terbesar yang kamu tahu, lalu tambah angka itu dengan lima. Bayangkan kamu memiliki coklat sejumlah angka itu”. “Wow, itu 5 angka lebih besar yang kamu tahu”.
7. Menggunakan kemampuan pemecahan masalah. Menanyakan anak-anak untuk menjelaskan bagaimana mereka mengetahui masalah-masalah seperti mendapatkan hanya cukup untuk mereka gunting tabel atau berapa banyak makanan ringan mereka perlu jika tamu yang bergabung dengan grup. Mendorong mereka untuk menggunakan jari-jari mereka sendiri atau apapun yang mungkin berguna untuk memecahkan masalah.
8. Menggunakan berbagai strategi. Bawalah matematika dimanapun di dalam kelas, dari menghitung jumlah anak-anak di pagi hari, menghitung meja kursi, meminta anak-anak untuk membersihkan barang yang ada nomor tertentu, atau membersihkan barang yang berbentuk geometris tertentu dsb.
9. Menggunakan teknologi. Cobalah gunakan kamera digital untuk memotret hasil kerja anak, permainan dan aktifitas yang dilakukan, dan kemudian menggunakan foto untuk diskusi dengan anak-anak, perencanaan kurikulum, dan komunikasi dengan orang tua. Gunakan juga teknologi lain, seperti komputer secara bijak.
10. Gunakan assessment untuk mengukur penilaian anak-anak belajar matematika. Menggunakan observasi, diskusi dengan anak-anak, dan kelompok-kecil untuk kegiatan belajar anak-anak tentang matematika dan berpikir untuk membuat keputusan tentang apa yang mungkin setiap anak dapat belajar dari pengalaman. Juga mencoba menggunakan komputer untuk penilaian menggunakan program secara otomatis.
sumber : edukasiana.com
1. Gunakan dramatisasi. Ajaklah anak-anak berpura-pura berada di sebuah bola (sphere) atau kotak (prisma), merasakan sisi-sisinya, ujung-ujungnya, dan sudutnya dan menyandiwarakan secara sederhana masalah aritmatika seperti: Tiga katak melompat dalam kolam dsb.
2. Menggunakan anggota tubuh anak-anak. Menyarankan agar anak-anak menunjukkan berapa banyak kaki, mulut, dan sebagainya. Ketika diminta untuk menampilkan “tiga tangan,” mereka akan menanggapi dengan protes keras, dan kemudian menunjukkan berapa banyak tangan yang mereka memiliki( “membuktikan”) ini. Kemudian mengajak anak-anak untuk menampilkan nomor dengan jari, dimulai dengan pertanyaaan sederhana, “Berapa usia Kamu?” Kemudian siswa diminta menunjukkan angka yang diminta guru. Selain itu guru menampilkan angka dalam berbagai cara (misalnya, menunjukkan lima dengan tiga pada jari tangan kiri dan dua di jari tangan kanan).
3. Menggunakan permainan. Melibatkan anak-anak bermain yang memungkinkan mereka untuk melakukan matematika dalam berbagai cara, termasuk pengurutan, menciptakan bentuk simetris dan bangunan, membuat pola, dan sebagainya. Kemudian memperkenalkan permainan jual-beli di toko, menunjukkan anak-anak permainan membeli dan menjual mainan atau benda kecil lainnya, belajar menghitung, aritmatika, dan konsep uang.
4. Menggunakan mainan. Mendorong anak-anak untuk menggunakan “adegan” dan mainan untuk simulasi kejadian nyata, seperti tiga mobil di jalan, atau misalnya, untuk menunjukkan ada dua monyet di atas pohon dan dua di atas tanah.
5. Menggunakan cerita anak-anak. Bercerita tentang sebuah kisah menarik yang didalamnya berisi konsep matematika. Jika perlu diperagakan khususnya untuk memperjelas konsep matematikanya
6. Gunakan kreativitas alami anak. Menggali ide anak tentang matematika harus didiskusikan dengan mereka. Misal seorang anak 6 tahun ditanya begini: “Pikirkan angka terbesar yang kamu tahu, lalu tambah angka itu dengan lima. Bayangkan kamu memiliki coklat sejumlah angka itu”. “Wow, itu 5 angka lebih besar yang kamu tahu”.
7. Menggunakan kemampuan pemecahan masalah. Menanyakan anak-anak untuk menjelaskan bagaimana mereka mengetahui masalah-masalah seperti mendapatkan hanya cukup untuk mereka gunting tabel atau berapa banyak makanan ringan mereka perlu jika tamu yang bergabung dengan grup. Mendorong mereka untuk menggunakan jari-jari mereka sendiri atau apapun yang mungkin berguna untuk memecahkan masalah.
8. Menggunakan berbagai strategi. Bawalah matematika dimanapun di dalam kelas, dari menghitung jumlah anak-anak di pagi hari, menghitung meja kursi, meminta anak-anak untuk membersihkan barang yang ada nomor tertentu, atau membersihkan barang yang berbentuk geometris tertentu dsb.
9. Menggunakan teknologi. Cobalah gunakan kamera digital untuk memotret hasil kerja anak, permainan dan aktifitas yang dilakukan, dan kemudian menggunakan foto untuk diskusi dengan anak-anak, perencanaan kurikulum, dan komunikasi dengan orang tua. Gunakan juga teknologi lain, seperti komputer secara bijak.
10. Gunakan assessment untuk mengukur penilaian anak-anak belajar matematika. Menggunakan observasi, diskusi dengan anak-anak, dan kelompok-kecil untuk kegiatan belajar anak-anak tentang matematika dan berpikir untuk membuat keputusan tentang apa yang mungkin setiap anak dapat belajar dari pengalaman. Juga mencoba menggunakan komputer untuk penilaian menggunakan program secara otomatis.
sumber : edukasiana.com
Mendidik Anak Menjadi Kreatif
Anak yang aktif adalah anak dambaan
seluruh orang tua. Pasti terbayangkan betapa menyenangkannya memiliki
anak yang aktif dan menggemaskan. Ya, anak yang aktif melakukan sesuatu
memang ada saja polah tingkah lakunya dan selalu membuat orang tua
tersenyum.
Ibu Yani mempunyai anak berumur enam tahun. Ia selalu mengajak anaknya untuk berpikir kreatif tentang segala hal.
“Saat bermain balok, biasanya saya
sering membiarkan anak bebas membentuk balok-balok itu jadi apa. Saya
juga membebaskan anak untuk mengembangkan bakat sesuai hobinya. Kami tak
ingin memaksa. Karena jika dipaksa, anak pikirannya malah jaid mandheg
(berhenti),” ujarnya.
Contoh di atas bisa kita aplikasikan
pula kepada anak-anak kita. Mereka akan merasa senang ketika orang tua
memberi kepercayaan untuk mengembangkan kreatifitasnya sendiri tanpa
paksaan. Selain itu, tanpa tekanan, anak akan dengan mudah
mengaktualisasikan apa yang ingin dilakukannya. Selama itu semua dalam
hal positif, maka setiap orang tua wajib memberikan dukungan dan
kepercayaan.
Selalu Berfikir Positif
Ada banyak cara yang dapat dilakukan
orang tua agar keaktifan anak bisa mengarah pada hal-hal yang positif,
misalnya saja menjadi anak yang kreatif dengan segala keaktifannya.
Untuk menunmbuhkan kekreatifan anak, ada beberapa hal pola pengasuhan
yang harus diperhatikan
Pertama, orang tua hendaknya
tidak membatasi anak dengan banyak larangan. Sebagaimana yang kita
ketahui, anak yang aktif adalah anak yang suka bergerak. Hal ini sudah
menjadi sifat dari anak yang aktif. Apabaila orang tua terlalu
memberikan banyak hal, tentu anak akan merasa dikekang. Memang ada
saatnya anak menuruti aturan orang tua. Akan tetapi, bila ada hal-hal
yang membuat anak kecewa, anak bisa berubah menjadi anak yang tidak mau
tahu dengan aturan dan perlahan menjadi anak yang memberontak. Anak
kreatif biasanya membutuhkan diskusi atau bertukar pikiran untuk
mengembangkan ide-idenya. Untuk itu, tidak ada salahnya jika orang tua
sesekali mengajak anak mendiskusikan apa yang akan diberikan orang tua
dan tak lupa untuk selalu memberikan alasan yang logis ketika hendak
melarang atau menolak ide anak.
Kedua, pengarahan yang logis.
Kebanyakan anak yang aktif adalah anak yang pandai. Hal ini disebabkan
karena otak mereka tidak pernah berhenti bekerja. Apabila anak bisa
diarahkan ke hal-hal positif, hal ini dapat menjadikan nilai lebih bagi
anak. Selain pengarahan positif yang logis, anak juga perlu diberikan
nasihat-nasihat yang positif. Nasihat yang diberikan orang tua hendaknya
tidak mengandung unsur emosional dari kita. Maka kita harus
membahasakan nasihat sesuai dengan kemampuan anak. Lebih baik pula jika
nasihat yang diberikan orang tua diiringi dengan contoh-contoh nyata dan
logis.
Ketiga, menasihati anak dalam
keadaan tenang. Mengapa harus dengan tenang? Di atas kita sudah
mengetahui bahwa anak perlu diberi pengaarahan positif dan nasihat yang
tidak mengandung emosional. Selanjutnya sekarang adalah menasihati dalam
keadaan tenang, artinya orang tua harus menghilangkan kejengkelannya
ketika berbincang tentang kenakalan anak. Hal yang terpenting, orang tua
seharusnya tidak langsung ‘melabrak’ anak dengan kata-kata yang bernada
membentak. Untuk itu, orang tua hendaknya menenangkan diri terlebih
dahulu dan mulai berbicara atau menasihati anak jika merasa sudah dalam
keadaan tenang. Cara seperti ini cukup efektif agar anak aktif menjadi
kreatif, bukannya malah memberontak.
Keempat,
kesabaran dan ketekunan. Anak yang aktif pasti banyak melakukan
aktivitas, dalam bentuk apapun itu. Untuk itu dalam mengarahkan anak,
orang tua hendaknya bersabar disertai dengan ketekunan. Kesalahan dan
ketekunan ini diperlukan karena kemungkinan anak akan melakukan
kesalahan yang sama. Orang tua juga hendaknya kita meluangkan waktu
untuk melakukan satu aktivitas yang sama dengan anak kita. Terlebih lagi
jika aktivitas tersebut adalah aktivitas yang sangat digemari anak.
Kelima, memberikan liburan yang
kreatif. Menghabiskan liburan bersama anak pasti sangat menyenangkan.
Dalam hal ini, orang tua harus jeli dalam memilih momen liburan bersama,
termasuk saat memilih tempat liburan. Karena selain sebagai tempat
rekreasi, liburan juga bisa menjadi tempat untuk mengasah kreativitas
anak.
Mengadakan liburan yang kreatif tidak
harus mahal. Akan teatapi yang terpenting adalah sesuai dengan minat
anak. Liburan yang kreatif juga tidak harus dilakukan di luar rumah,
karena rumah bisa juga disulap menjadi tempat liburan yang mengasikkan
dan memicu kekreatifan anak. Contoh berlibur di rumah yang dapat memicu
kekreatifan anak adalah berkebun, mendekorasi ulang kamar atau rumah,
membuat kreasi pernak-pernik, dan masih banyak lagi ide kreatif lainnya.
Kalaupun orang tua ingin mengajak anak berlibur di luar rumah, sarana
permainan outbond bisa menjadi pilihan utama untuk meningkatkan
kreativitas anak. Seperti yang ditulis di awal, anak kreatif memang
cenderung aktif. Oleh karena itu, wahana permainan alam yang penuh
tantangan cenderung lebih disenangi anak kreatif yang emosi dan jiwanya
lebih mudah menyatu dengan permainan ini. Pemilihan permainan outbond
ini juga bisa mendidik anak untuk bekerjasama, mengenal arti toleransi,
mengembangkan kemampuan sosialisasi anak, dan banyak manfaat lainnya.
Terakhir, membuat permainan
kreatif dan edukatif. Permainan kreatif dan edukatif biasanya adalah
permainan yang membantu anak meningkatkan daya pikir, logika, dan
kreativitas anak. Jenis mainan seperti ini sudah dijual bebas di
pasaran. Mainan ini bisa berbentuk puzzle, kartu, balok-balok kayu, dan
lain sebagainya. Ketika anak sudah memiliki permainan jenis ini, bukan
berarti orang tua bisa begitu saja meninggalkan anak. Orang tua juga
perlu mendampingi anak dalam memainkan permainan ini, supaya anak bisa
mendapatkan banyak pengarahan dan pelajaran baru dari apa yang telah
dimainkannya.
Indah dalam Kebaikan
Pengetahuan itu ibaratnya hak milik
seorang mukmin yang hilang, dimanapun ia menjumpainya, di situ ia
mengambilnya.-H.R. al-Askari-
Kreatif biasanya dimaksudkan untuk
mengembangkan kemampuan seseorang. Proses itu membutuhkan kesiapan lahir
dan batin bagi siapapun yang ingin maju. Dalam Islam kreatif itu tidak
dilarang, selama kreatifitas itu tujuannya untuk kebaikan dan tidak
bertentangan dengan syariat. Karena, kreatifitas juga merupakan bagian
dari ilmu yang harus terus digali dan dikembangkan lagi. Siapapun dia,
apapun statusnya, anak orang kaya, anak dari kalangan biasa, mereka
semua berhak menjadi anak yang kreatif.
Semoga dari proses kreatifitas anak-anak
kita, akan terbentuk penemuan baru, pengetahuan baru, dan pengalaman
baru. Semoga pula dengan tumbuhnya kreatifitas anak, mereka selalu
menjadikan al-Qur’an dan Sunnah sebagai pedoman hidup, sehigga menjadi
generasi bangsa yang kreatif dan berkepribadian Islami. Aamiiin. (nir/berbagai sumber)
sumber http://muzakki.com/membina-keluarga/membina-keluarga/717-mendidik-anak-menjadi-kreatif.html
4 Kunci Mempertahankan Kreatifitas Anak
Membangun kepribadian anak dengan modal
cinta Dengan cinta maka orangtua dapat menerima anak apa adanya.
Terlepas dari apakah orangtua melihat kelebihan anak ataukah tidak,
terlepas dari apakah orangtua menyukai cacat (kelemahan) anak atau
tidak. Tentu saja hal ini hanya mungkin bagi orangtua yang memiliki
tanggungjawah.
Orangtua yang baik tidak akan menuntut
anaknya untuk sama dengan anak lainnya. Karena setiap individu adalah
unik. Kita dapat membentuk kepribadian anak kita, tetapi bukan untuk
menyamakan karakter mereka. Seperti kita lihat
sahabat Umar ra, Abu Bakar ra dan sebagainya, mereka tidak memiliki karakter yang sama meskipun masing-masing mereka merupakan pribadi-pribadi yang Islami. Keunikan mereka justru menjadian mereka ibarat bintang-bintang yang gemerlapan di langit, terangnya bintang yang satu tidak memudarkan terangnya bintang yang lain. Begitu pula
halnya dengan kreatifitas, setoap sahabat adalah insan kreatif.
sahabat Umar ra, Abu Bakar ra dan sebagainya, mereka tidak memiliki karakter yang sama meskipun masing-masing mereka merupakan pribadi-pribadi yang Islami. Keunikan mereka justru menjadian mereka ibarat bintang-bintang yang gemerlapan di langit, terangnya bintang yang satu tidak memudarkan terangnya bintang yang lain. Begitu pula
halnya dengan kreatifitas, setoap sahabat adalah insan kreatif.
Masing-masing mereka memiliki dimensi kreatifitas sendiri-sindiri.
Salman Al-Farisi penggagas perang parit, Umar bin Khattab penggagas
ketertiban lalu lintas, Abu Bakar Ash-Shiddiq penggagas tegaknya sistim
ekonomi islam, Khalid bin Walid penggagas strategi perang moderen dan
banyak lagi. Tinggal yang menjadi masalah sekarang adalah, kita para
orangtua kurang bersungguh-sungguh untuk menemukan bakat-bakat dan
minat-minat yang dimiliki oleh anak. Seolah-olah kita para orangtua
lebih suka anak kita menjadi fotokopi orang lain, ketimbang dia tumbuh
sebagai suatu pribadi yang utuh.
sebagai suatu pribadi yang utuh.
Kalau anak-anak Amerika dengan shibghah
(celupan) individualis liberalis dapat mengatakan : I want to be me !
Mengapa anak-anak kita, anak muslim tidak dapat mengatakan : Ana
Abdullah ( Saya abdi Allah) ! Kalau kepribadian menentukan kreativitas,
maka seorang muslim pada hakekatnya memiliki potensi kreatif lebih besar dibandingkan ummat-ummat lainnya. Karena kepribadian islam tiada tandingannya.
Menumbuhkan dan Mengem-bangkan Motivasi
Kepribadian yang kuat biasanyaa memiliki
motivasi yang kuat pula. Tapi karena kreatifitas itu dimulai dari suatu
gagasan yang interaktif, maka dorongan dari luar juga diperlukan untuk
memunculkan suatu gagasan. Dalam hal ini para orangtua banyak berperan.
Dengan komunikasi dialogis dan kemampuan mendengar aktif maka anak akan
merasa dipercaya, dihargaai, diperhatikan, dikasihi, didengarkan,
dimengerti, didukung, dilibatkan dan diterima segala kelemahan dan
keterbatasannya. Dengan ini anak akan memiliki dorongan yang kuat untuk
secara berani dan lancar mengemukakan gagasan-gagasannya.
Selain komunikasi dialogis dan
mengdengar aktif, untuk memotivasi anak agar lebih kreatif, sudah
seharusnya kita memberikan perhatian serius kepada aktifitas yang tengah
dilakukan oleh anak kita. Seperti misalnya melakukan aktifitas
bersama-sama mereka. Kalau kita biasa melakukan shaum dan shalat bersama
anak-anak kita, mengapa untuk aktifitas yang lain kita tidak dapat
melakukannya ? Bukanlah lebih mudah untuk mentransfer suatu kebiasaan
yang sama ketimbang harus memulai suatu kebiasaan yang sama sekali baru ?
Dengan demikian sesungguhnya seorang muslim memiliki peluang yang lebih
besar untuk menjadikan anak-anak mereka kreatif.
Tinggallah sekarang bagaimana kita
sebagai orangtua muslim senantiasa berusaha untuk memperkenalkan
anak-anak kita dengan berbagai hal dan sesuatu yang baru untuk memenuhi
aspek kognitif mereka. Agar mereka lebih terdorong lagi untuk berpikir dan berbuat secara kreatif.
Suatu hal yang perlu dicatat dalam memotivasi anak agar kreatif,
lakukanlah serekreatif mungkin dan hindarilah kesan-kesan rekonstruktif.
Mensistimatisir Proses Pembentukan Anak Kreatif
Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua dalam pembentukan anak kreatif adalah :
Pertama :
Persiapan waktu, tempat, fasilitas dan bahan yang memadai. Mengenai waktu dapat berkisar antara 5- 30 menit setiap hari, sangat tergantung pada bentuk kreatifitas apa yang hendak dikembangkan. Begitu pula halnya dengan tempat, ada yang memerlukan tempat yang khusus dan ada pula yang dapat dilakukan di mana saja. Fasilitas tidak harus selalu canggih, tergantung sasaran apa yang hendak dicapai. Bahan pun tidak harus selalu baru, lebih sering justru menggunakan bahan-bahan sisa atau bekas.
Persiapan waktu, tempat, fasilitas dan bahan yang memadai. Mengenai waktu dapat berkisar antara 5- 30 menit setiap hari, sangat tergantung pada bentuk kreatifitas apa yang hendak dikembangkan. Begitu pula halnya dengan tempat, ada yang memerlukan tempat yang khusus dan ada pula yang dapat dilakukan di mana saja. Fasilitas tidak harus selalu canggih, tergantung sasaran apa yang hendak dicapai. Bahan pun tidak harus selalu baru, lebih sering justru menggunakan bahan-bahan sisa atau bekas.
Kedua :
Mengatur selang seling kegiatan. Kegiatan diatur sedemikian rupa agar dalam melakukan aktifitas tersebut anak-anak terkadang melakukan aktivitas secara individual, tetapi adakalanya juga melakukan aktifitas secara kelompok. Terkadang anak-anak melakukan aktivitas secara kompetitif, terkadang juga secara kooperatif.
Mengatur selang seling kegiatan. Kegiatan diatur sedemikian rupa agar dalam melakukan aktifitas tersebut anak-anak terkadang melakukan aktivitas secara individual, tetapi adakalanya juga melakukan aktifitas secara kelompok. Terkadang anak-anak melakukan aktivitas secara kompetitif, terkadang juga secara kooperatif.
Ketiga :
Menyediakan satu sudut khusus untuk anak dalam melakukan aktifitas Kita dapat menyediakan satu sudut di rumah untuk menghamparkan sajadah dan kemudian shalat diatasnya. Mengapa kita tidak dapat menyediakan sudut
khusus untuk kreatifitas anak-anak kita ?
Menyediakan satu sudut khusus untuk anak dalam melakukan aktifitas Kita dapat menyediakan satu sudut di rumah untuk menghamparkan sajadah dan kemudian shalat diatasnya. Mengapa kita tidak dapat menyediakan sudut
khusus untuk kreatifitas anak-anak kita ?
Keempat :
Memelihara iklim kreatifitas agar tetap terpelihara Caranya dengan mengoptimalkan point-point yang telah disebutkan pada kunci no 2 untuk mempertahankan kreatifitas anak.
Memelihara iklim kreatifitas agar tetap terpelihara Caranya dengan mengoptimalkan point-point yang telah disebutkan pada kunci no 2 untuk mempertahankan kreatifitas anak.
Mengevaluasi Hasil Kreativitas
Selama ini kita sering terjebak untuk
menilai kreatifitas melalui hasil atau produk kreatifita. Padahal
sesunggunya proses itu lebih penting ketimbang hasilnya. Pentingnya
penilaian kita terhadap proses kreatifitas, bukan berarti kita tidak
boleh menilai hasil kreatifitas itu sendiri. Penilaian tetap dilakukan,
hanya saja ada satu hal yang harus kita perhatikan dalam menilai.
Hendaknya kita menilai hasil kreatifitas tersebut dengan menggunakan
perspektif anak dan bukan menggunakan perspektif kita sebagai orang tua.
Kalau kita mendapati seorang anak berusia 3 tahun dan kemudian dia
dapat menyebutkan angka dari 1 sampai 10 apakah kita akan mengatakan,
Ah, kalau cuma kaya begitu saya bisa ! Tentu saja satu hal yang tidak
boleh dilupakan dalam mengevaluasi prosos dan hasil kreatifitas adalah Open Mind
atau dengan Pikiran yang terbuka. Apalagi anak seringkali
mengemukakan gagasannya atau menelurkan suatu hasil kreatifitas yang
tidak lazim. Setiap kali kita mengevaluasi hasil tersebut, kita harus
selalu memberikan dukungan dan juga penguatan. Dan begitu juga
sebaliknya, jauhi celaan dan hukuman... agar anak kita tetap kreatif.
Tulisan diangkat dari Ummi 8/VI/ 1994
Sumber : www.shvoong.com
Menemukan Arti Kemenangan
Kemenangan seringkali diartikan sebagai posisi paling tinggi diatas musuhnya. Ketika ada dua perlawanan antara kedua belah pihak, dan dimenangkan oleh salah satu pihak itulah yang selama ini diartikan sebagai kemenangan oleh sebagian orang.
Padahal kemenangan itu bisa saja ketika seseorang elawan dirinya sendiri. Walaupn dengan diri sendiri kita bisa memiliki musuh, musuhnya yaitu hawa nafsu. Sebagaimana cerita Rasululah yang menyampaikan kepada para sahabatnya setelah meraih kemenangan pada perang badar, beliau menyampaikan bahwa ada musuh yang paling besar yaitu hawa nasu yang ada dalam diri kita.
Luar biasa ternyata kita tak perlu susah mencari-cari musuh untuk mencari kemenangan sejati, dalam diri kita ada musuh yang sangat sulit kita lawan yaitu hawa nafsu. Hanya kekuatan imanlah yang akan memenangkan kita melawan hawa nafsu yang bisa menyesatkan kita.
Padahal kemenangan itu bisa saja ketika seseorang elawan dirinya sendiri. Walaupn dengan diri sendiri kita bisa memiliki musuh, musuhnya yaitu hawa nafsu. Sebagaimana cerita Rasululah yang menyampaikan kepada para sahabatnya setelah meraih kemenangan pada perang badar, beliau menyampaikan bahwa ada musuh yang paling besar yaitu hawa nasu yang ada dalam diri kita.
Luar biasa ternyata kita tak perlu susah mencari-cari musuh untuk mencari kemenangan sejati, dalam diri kita ada musuh yang sangat sulit kita lawan yaitu hawa nafsu. Hanya kekuatan imanlah yang akan memenangkan kita melawan hawa nafsu yang bisa menyesatkan kita.
Minggu, 18 Agustus 2013
Rumus Aktif Sebuah Gagasan Membangun Rumah Belajar
Rumus Aktif adalah sebuah ide membangun rumah belajar yang orientasinya adalah menggali dan mengembangkan potensi yang ada dalam diri insan manusia. Potensi yang dikebangkan adalah potensi jasad, potensi akal dan potensi ruhiyah.
3 potensi tersebut dikembangkan melalu materi pembelajaran yang menyenangkan. Konsep pembelajarannya seperti belajar di sebuah taman bermain yang penuh keceriaan, kompetisi dan kreatifitas.
RUMUS AKTIF sendiri diambil dari singkatan Rumah Muslim Anak Kreatif. Kata muslim disini adalah sasaran utama yang akan di didik. Anak-anak muslim akan di didik menjadi anak yang kreatif. sehingga dimasa depan mereka akan menjadi muslim yang mampu menyumbangkan kreatifitasnya bagi agama, bangsa dan negara.
Adapun kurikulum pendidikannya didasakan pada 3 potensi yang sudah di sebut diatas.
Potensi Jasad
Potensi ini adalah anugerah Alloh swt yang harus disyukuri dengan cara memanfaatkan sebaik-baiknya bagian tubuh yang ada dalam setiap anak untuk kepentingan ibadah kepada Alloh swt.
Ada 3 pelatihan jasad sesuai sunah Rasullulah yang akan diterapkan pada anak.
Sabda Rasulullah SAW, "Kamu harus belajar memanah
karena memanah itu termasuk sebaik-baik permainanmu." (Riwayat Bazzar, dan
Thabarani dengan sanad yang baik)
Potensi Akal
Alloh juga menganugerahi kita akal agar bisa berpikir tentang ciptaan Alloh. Agar akal ini bisa bermanfaat dunia dan akherat anak-anak didik sesuai dengan sunah Rasul.
Memperhatikan perkembangan akal rasional. Pendidikan karakter tidak akan membawa kesuksesan apabila anak tidak memahami makna-makna perilaku dalam kehidupannya. Untuk itu, Islam sangat menekankan pendidikan akal. Allah Swt menyebutkan keutamaan orang-orang yang berpikir dan mempunyai ilmu dalam berbagai ayat, salah satunya adalah QS. at-Thariq 5: “Maka hendaklah manusia memperhatikan (sehingga memikirkan konsekuensinya) dari apakah dia diciptakan? Akal adalah alat utama untuk mencapai keimanan. Akal harus diasah dengan baik sehingga manusia memahami alasan perilaku baiknya. Pada tahap awal pendidikan, anak-anak memerlukan doktrinasi. Orang tua tidak boleh membiarkan mereka memukul teman atau bermain api walaupun mereka belum memahami alasan pelarangan itu. Namun, sejalan dengan usia, akal manusia mulai mempertanyakan alasan rasional. Keingintahuan ini tidak boleh diabaikan. Salah satu cara untuk mengasah akal adalah dengan perumpamaan dan dialog (Abdullah Nasih Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam, 1995).
Potensi ruhiyah..........
3 potensi tersebut dikembangkan melalu materi pembelajaran yang menyenangkan. Konsep pembelajarannya seperti belajar di sebuah taman bermain yang penuh keceriaan, kompetisi dan kreatifitas.
RUMUS AKTIF sendiri diambil dari singkatan Rumah Muslim Anak Kreatif. Kata muslim disini adalah sasaran utama yang akan di didik. Anak-anak muslim akan di didik menjadi anak yang kreatif. sehingga dimasa depan mereka akan menjadi muslim yang mampu menyumbangkan kreatifitasnya bagi agama, bangsa dan negara.
Adapun kurikulum pendidikannya didasakan pada 3 potensi yang sudah di sebut diatas.
Potensi Jasad
Potensi ini adalah anugerah Alloh swt yang harus disyukuri dengan cara memanfaatkan sebaik-baiknya bagian tubuh yang ada dalam setiap anak untuk kepentingan ibadah kepada Alloh swt.
Ada 3 pelatihan jasad sesuai sunah Rasullulah yang akan diterapkan pada anak.
Dalam sebuah hadis sahih yang diriwayatkan oleh Bukhori dan
Muslim, disebutkan Nabi memerintahkan kepada kita agar mengajari anak-anak kita
berkuda, berenang dan memanah. Seperti juga perintah-perintah Allah dan
RasulNya yang lain, pasti ada hikmah di balik perintah ini.
Mari kita coba kaji kebaikan dan kelebihan pada
perintah-perintah tersebut yang pasti menyimpan hikmah baik tersirat maupun
tersurat:
1. BERKUDA
Bentuk lekuk tubuh belakang kuda (tempat yang diduduki), sangat
baik untuk merawat segala masalah tulang belakang manusia. Saat pergerakan
galloping yaitu saat kuda melompat dan berlari menyebabkan pergerakan vetebra tulang belakang
kita yang bersentuhan antara satu sama lain dalam kondisi harmonis, dan
merangsang saraf-saraf tulang belakang, seolah-olah diurut. Sedangkan pakar kesehatan
pun tidak mampu membuat seperti gerakan alami tulang-tulang veterbra saat orang
menunggang kuda.
Seluruh anggota yaitu tulang rangka, otot, organ viseral - termasuk
sistem pencernaan, sistem saraf, sistem voluntary maupun involuntary, organ
ampas, bahkan gesekan ke organ vital akan terangsang secara optimal untuk
menjadi semakin sehat. Penunggang kuda yang hebat biasanya bebas dari mengalami
sakit punggung. Selain itu, kuda juga mencerahkan mata sebab ada rangsangan
terhadap saraf kranial saat gerakan 'galloping' kuda.
2. BERENANG
Saat berenang, mental, fisik, segala otot dan tulang rangka
digerakkan untuk membuat satu gerakan yang terkoordinasi antara dua kaki dan dua tangan, selain merangsang stamina
(sistem kardiovaskular). Karena itu berenang dikatakan sebagai hobi yang paling
sempurna dan menyehatkan.
Berenang juga memberi kesempatan kepada manusia untuk
menguasai air dan menjadi lebih berani. Sebab ketika orang berenang, dibutuhkan
juga keberanian untuk menghadapi segala kemungkinan yang terjadi di dalam air.
3. MEMANAH
Memanah melatih emosi untuk menempatkan 'target' pada satu
sasaran. Jika emosi kita terganggu, sudah pasti target akan mudah melenceng. Secara
tidak langsung olahraga ini melatih kita untuk belajar tenang dan mengendalikan
emosi. Seseorang yang tidak tenang, gugup, pemarah, kurang sabar bukanlah
seorang pemanah yang baik.
Memanah juga sangat menitikberatkan keseimbangan tubuh. Pada
saat melenturkan anak panah di busurnya, kemudian melepaskannya perlu ada
kekuatan fisik. Olahraga ini juga dapat membangun fokus dan konsentrasi dalam
menyemai rasa tanggung jawab dan disiplin diri, meningkatkan jati diri dan
keyakinan pribadi. Orang yang memiliki banyak karakter pribadi seperti ini
InsyaAllah akan mudah melewati segala rintangan dalam hidupnya.
Potensi Akal
Alloh juga menganugerahi kita akal agar bisa berpikir tentang ciptaan Alloh. Agar akal ini bisa bermanfaat dunia dan akherat anak-anak didik sesuai dengan sunah Rasul.
Memperhatikan perkembangan akal rasional. Pendidikan karakter tidak akan membawa kesuksesan apabila anak tidak memahami makna-makna perilaku dalam kehidupannya. Untuk itu, Islam sangat menekankan pendidikan akal. Allah Swt menyebutkan keutamaan orang-orang yang berpikir dan mempunyai ilmu dalam berbagai ayat, salah satunya adalah QS. at-Thariq 5: “Maka hendaklah manusia memperhatikan (sehingga memikirkan konsekuensinya) dari apakah dia diciptakan? Akal adalah alat utama untuk mencapai keimanan. Akal harus diasah dengan baik sehingga manusia memahami alasan perilaku baiknya. Pada tahap awal pendidikan, anak-anak memerlukan doktrinasi. Orang tua tidak boleh membiarkan mereka memukul teman atau bermain api walaupun mereka belum memahami alasan pelarangan itu. Namun, sejalan dengan usia, akal manusia mulai mempertanyakan alasan rasional. Keingintahuan ini tidak boleh diabaikan. Salah satu cara untuk mengasah akal adalah dengan perumpamaan dan dialog (Abdullah Nasih Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam, 1995).
Rasulullah Saw sering
melakukan dialog dengan para sahabatnya dalam rangka mengasah kemampuan akal
mereka. Salah satunya tergambar dalam hadist berikut: “Apakah pendapat
kalian, jika sebuah sungai berada di depan pintu salah satu dari kalian, sehingga
ia mandi darinya sehari lima kali; apakah akan tersisa kotoran pada badannya?”
Para sahabat menyahut, “Tidak sedikit pun kotoran tersisa pada badannya.” Nabi
melanjutkan, “Demikianlah seperti shalat lima waktu, dengannya Allah menghapus
kesalahan-kesalahan.” [HR.
Muslim]
Bentuk pendidikannya adalah dengan memotivasi anak-anak membaca dan menulis. Anak-anak akan diajak untuk membaca berbagai macam buku kemudian menulisnya kembali berdasarkan penglamannya selama mebaca.
Berbagai trik membaca efektif diajarkan agar minat baca semakin tinggi. Semakin tinggi minat baca akan mudah untuk mengarahkan anak-anak untuk menulis dari setiap tulisan yang sudah mereka baca.
Menulis efektif juga diajarkan agar kemampuan menulis anak-anak terasah. semakin tajam kemampuan menulis anak-anak akan semakin mudah mereka menuangkan ide dan gagasan mereka dalam bentuk tulisan.
MInat membaca dan menulis yang tinggi akan meningkatkan kemampuan akal menyerap berbagi informasi dan menuangkannya dalam ide dan gagasan yang cemerlang. Semoga ide dan gagsan yang mereka tuangkan akan menjadi karya besar yang bermanfaat.
Selain membaca dan menulis anak-anak diberi berbagai permainan yang mampu mengasah akal mereka. Seperti catur dan teka teki silang yang dibuat dengan menyisipkan materi keislaman.
Potensi Ruhiyah
Potensi ruhiyah..........
Jumat, 03 Mei 2013
Puisi Membaguskan Cinta
Istriku dan Cinta
cinta padamu itu harus dan pasti
karena dirimu adalah anugerah sang Maha Cinta
Kesempurnaan memang hanya milik-Nya
istriku engkau adalah penyempurnaku
engkaulah pelengkapku
engkaulah bagian dari hidupku
yang menyatu dalm sebuah tujuan pasti
ya.....
tujuan pasti sebagai abdi-Nya
semoga cinta akan selalu dihadirkan saat apapun
Sang Maha Cinta beri cinta-Mu pada kami
cinta yang murni hanya karena cinta pada-Mu
13.21 saat terik sang surya
jari-jari uraikan rasa
Yogya, 4 Mei 2013
cinta padamu itu harus dan pasti
karena dirimu adalah anugerah sang Maha Cinta
Kesempurnaan memang hanya milik-Nya
istriku engkau adalah penyempurnaku
engkaulah pelengkapku
engkaulah bagian dari hidupku
yang menyatu dalm sebuah tujuan pasti
ya.....
tujuan pasti sebagai abdi-Nya
semoga cinta akan selalu dihadirkan saat apapun
Sang Maha Cinta beri cinta-Mu pada kami
cinta yang murni hanya karena cinta pada-Mu
13.21 saat terik sang surya
jari-jari uraikan rasa
Yogya, 4 Mei 2013
Puisi Membaguskan Hati
Memaknai Hidup
Hidup itu selalu punya arti
setiap arti kadang terlewat oleh waktu
karena tak semua manusia bisa mengartikan
Hati ini harus sebening kaca
beningnya mampu ditembus oleh mata batin
hanya mata batin yang bisa jujur mengatakan arti hidup sebenarnya
Lalu.....
beningnya itu harus dihadirkan lewat apa?
haruskah dengan menguras kesalahan
atau cukup membersihkannya dari debu ?
Pertanyaan itu hanya bisa dijawab dengan langkah kecil saja
Mulailah melangkah menuju titik cahaya terang
sinar terangnya tidak membuat panas tetapi tetap sejuk dan nyaman
Bersahabatlah dengan titik terang itu
kedekatamu akan membuahkan makna
dan....
makna itu adalah hikmah
Yogyakarta, 4 Mei 2013
Jari-jari uraikan isi hati.
Hidup itu selalu punya arti
setiap arti kadang terlewat oleh waktu
karena tak semua manusia bisa mengartikan
Hati ini harus sebening kaca
beningnya mampu ditembus oleh mata batin
hanya mata batin yang bisa jujur mengatakan arti hidup sebenarnya
Lalu.....
beningnya itu harus dihadirkan lewat apa?
haruskah dengan menguras kesalahan
atau cukup membersihkannya dari debu ?
Pertanyaan itu hanya bisa dijawab dengan langkah kecil saja
Mulailah melangkah menuju titik cahaya terang
sinar terangnya tidak membuat panas tetapi tetap sejuk dan nyaman
Bersahabatlah dengan titik terang itu
kedekatamu akan membuahkan makna
dan....
makna itu adalah hikmah
Yogyakarta, 4 Mei 2013
Jari-jari uraikan isi hati.
Selasa, 30 April 2013
Siap Melayani Kebutuhan Cetak Anda
Silahkan hubungi kamidi (08175425052)
Bila anda mau pesan Kartu nama, stiker, poster, x-banner, kalender, mug, pin, Paper Bag, kaos, Logo Art dan Desain apapun.
Melayani pemesanan jarak jauh dalam dan luar jawa.
Buku Panduan Membuat Outbond Mandiri
Isi buku : Kumpulan Game Edukatif untuk acara OUTBOND secara terstruktur dari pemanasan sampai penutup ada di buku ini.
Selasa, 26 Maret 2013
Langganan:
Postingan (Atom)