dakwatuna.com . Bagi sebagian besar orang
Indonesia, hidup dengan uang bulanan (baca : gaji) adalah sesuatu yang
umum. Karena kebanyakan dari mereka bekerja sebagai karyawan, PNS,
profesional, dan lain-lain. Tidak menutup kemungkinan adanya profesi
pengusaha di Indonesia ini, tetapi yah tidak banyak, bahkan
jumlahnya masih di bawah 1% dari penduduk Indonesia. Jadi diasumsikan
masih banyak rakyat yang mengandalkan gaji perbulan untuk hidup. Right?
Berbicara tentang gaji / pendapatan bulanan, maka akan terpikir, “kalau
saja gaji saya lebih besar, pasti saya akan menabung”, “kalau saja saya
bisa naik jabatan, maka investasi saya akan rutin setiap bulan” dan
lain-lain. Tak usah berbicara tentang orang dewasa yang sudah memiliki
gaji bulanan yang tetap, mahasiswa pun juga memiliki problematika yang
sama, dapat uang saku bulanan, tetapi kok rasanya cepat banget ya
habisnya? Nah lho!
Sebagai seorang mahasiswa saya juga
mengalami hal tersebut, terasa kadang uang bulanan cepat sekali habis,
dan tak tahu habisnya ke mana. Apakah habis untuk hal-hal yang
bermanfaat atau cuma habis untuk sekedar konsumtif atau biaya hidup saja? saya juga tidak tahu
Beberapa hari yang lalu, ketika mengunjungi toko buku besar, saya melihat sebuah buku berjudul Habiskan Saja Gajimu. Di buku itu di jelaskan sebuah konsep menghabiskan uang, bukan menyisakan uang seperti yang dilakukan sebagian besar orang. Iya tho? Kenapa Ahmad Gozali dalam bukunya tersebut mengagas konsep “habiskan” bukan “sisakan”, karena menghabiskan itu jelas lebih enak,
nikmat, dan menyenangkan di bandingkan dengan menyisakan, kita akan
stress berpikir untuk menyisakan uang. Dan karena sesungguhnya hakikat
uang memang untuk di belanjakan / di habiskan tho?
Menghabiskan
Uang di Jalan yang Benar merupakan sebuah keharusan bagi setiap orang.
Ilmu ini merupakan ilmu penting untuk setiap orang yang akan merasakan
gaji perbulan nantinya. Prioritas pengeluaran adalah hal multak yang
harus di pelajari jika tidak ingin uang kita terbuang sia-sia. Maka dari
itu ada 4 (empat) urutan yang harus di penuhi untuk Menghabiskan Uang Di Jalan yang Benar. Cekidot!
Pertama, Pengeluaran Sosial. Ketika
menerima gaji atau mendapatkan uang saku bulanan. Maka zakat, infak,
atau shodaqoh wajib dilaksanakan, karena ini merupakan hak orang lain
yang ada di dalam harta kita. Pengeluaran sosial menjadi prioritas
pertama kenapa? karena hal ini sering di tunda-tunda dan cenderung di
sepelekan, biasanya infak itu kalau ada sisa saja, dan itu juga kalau
ada. Padahal kita tahu bahwa semua ajaran agama menyuruh kita untuk
mengeluarkan sebagian dari harta kita bukan? dan ingat di dalam harta
kita (gaji/uang saku) ada hak mereka yang membutuhkan. Jangan di embat
juga. Right?
Kedua, Bayar Utang atau Cicilan. Ini
nih yang sering di lupakan juga. Karena sifat utang, kita jadi sering
menunda-nunda. Apalagi kalau teman dekat, mungkin nanti saja kalau
ingat, toh teman dekat. gitu kan? Padahal dengan membayar uang dijadikan
prioritas kedua, maka sebagian beban kita jadi terangkat, tidak ada
pihak ketiga yang terus mengentayangi di pikiran kita. Jadi plong!
Ketiga, Saving atau Invesitasi. Menabung atau investasi? ah nanti saja, kalau ada sisa. Wah itu mah mindset yang
salah bro. Kalau menabung atau investasi kita bangun dari hal-hal yang
sisa, maka nanti hasilnya tidak pernah tercapai. Coba dipikirkan, dengan
menyisakan uang untuk berinvestasi di akhir bulan kira-kira menderita
ga? Mau beli ini itu jadi mikir-mikir, jadi ga tenang hidup. Kita jadi
diatur sama uang. Dan (biasanya) akhirnya di akhir bulan tidak ada uang
yang tersisa untuk menabung atau investasi. So, inilah alasan kenapa menabung atau investasi di jadikan prioritas ketiga.
Keempat, Biaya Hidup.
Saya kasih tahu sebuah rahasia, kenapa orang biasa akan tetap menjadi
biasa, dan orang kaya akan semakin kaya, karena mereka (orang biasa)
menempatkan prioritas Biaya Hidup di atas, bahkan pertama, dan mereka
(orang kaya) menempatkan prioritas Biaya Hidup di prioritas akhir.
Kenapa bisa begitu? bukankah biaya hidup itu penting? ya penting! tetapi
sifatnya tidak Fixed, tetapi Flexible! Maksudnya setiap orang dapat
mengatur biaya hidupnya, dapat menekan biaya hidupnya, dan mengatur
ulang menu makannya. Jika hanya berpikir “bagaimana caranya membuat
dapur ini ngebul” dulu, maka Biaya Hidup ini akan kita jadikan prioritas
pertama, dan ini SANGAT BERBAHAYA. Ketika biaya hidup sudah jadi
prioritas utama, maka bayar utang yah nanti saja, bulan depan. Maka
investasi atau menabung, yah nanti saja kalau ada sisa. Bahkan
(parahnya), zakat, infak, shodaqoh yah ga wajib bayar kan? Tuh akan jadi
seperti itu. Sekali lagi biaya hidup ini sifat Flexible (dapat di
ubah-ubah) bukan Fixed (tetap)
Nah setelah mengetahui 4 (empat)
alur prioritas bagaimana kita Menghabiskan Uang Di Jalan yang Benar,
marilah kita mencoba untuk menerapkan prinsip menghabiskan ini. Karena
sesungguhnya urutan prioritas ini di buat berdasarkan hak-haknya
masing-masing. Kita harus membersihkan harta kita dulu dengan
Pengeluaran Sosial, kemudian kita harus memenuhi hak-hak orang yang kita
utangi (Bayar Cicilan/utang), kemudian kita harus memenuhi hak-hak
investasi atau tabungan kita untuk masa depan nanti (saving/investasi),
dan terakhir barulah kita mendapatkan hak kita dari gaji yang kita
dapatkan selama bekerja satu bulan.
Semoga Bermanfaat