Jumat, 23 Agustus 2013

1 Harapan diantara 1000 harapan

Harapan itu kadang menguras pikiran
Antara iya dan tidak itulah yang dinanti
harapan seringkali mengekang ekspresi
harapan membuat langkah menjadi ragu untuk melangkah

jalan-jalan menuju kesuksesan selalu dihiasi harapan
harapan mutlak harus ada tapi jangan samapai meniadakan
ya....
meniadakan kesuksesan itu sendiri

berharaplah dengan disertai ikhtiar yang tak henti
jatuh itu adalah untuk bangkit
jatuh jangan sampai berhenti bangkit
karena....
jatuh itu bagian dari harapan yang tertunda

jangan sampai harapan yang tertunda itu menjadi sebuah kegagalan
jadikan harapan hanya motivasi saja
meski harapan satu tak tercapai munculkanlah harapan baru yang lebih hebat

jangan tumbang hanya karena satu harapan
munculkanlah 1000 harapan baru
karena dari sekian ribu harapan pastilah ada satu harapan yang tepat untukmu
harapan yang Alloh putuskan terbaik untukmu

Syair Motivasi karya : Riyadi Hidayat 23082013

Kamis, 22 Agustus 2013

10 Cara Kreatif Mengajar Matematika

Berikut ini ada beberapa aktifitas di kelas untuk menumbuhkan kreativitas dalam pengajaran matematika. Dalam pengajaran, sering-seringlah mengajukan pertanyaan kritis seperti “Apakah Kamu mencoba ini?” “Apa yang akan terjadi jika ada ini ?” “Apakah kamu dapat?” untuk meningkatkan pemahaman anak-anak dari ide-ide dan kosakata matematika. Berikut beberapa aktifitas yang mungkin dapat dipraktekkan di kelas:
1. Gunakan dramatisasi. Ajaklah anak-anak berpura-pura berada di sebuah bola (sphere) atau kotak (prisma), merasakan sisi-sisinya, ujung-ujungnya, dan sudutnya dan menyandiwarakan secara sederhana masalah aritmatika seperti: Tiga katak melompat dalam kolam dsb.
2. Menggunakan anggota tubuh anak-anak. Menyarankan agar anak-anak menunjukkan berapa banyak kaki, mulut, dan sebagainya. Ketika diminta untuk menampilkan “tiga tangan,” mereka akan menanggapi dengan protes keras, dan kemudian menunjukkan berapa banyak tangan yang mereka memiliki( “membuktikan”) ini. Kemudian mengajak anak-anak untuk menampilkan nomor dengan jari, dimulai dengan pertanyaaan sederhana, “Berapa usia Kamu?” Kemudian siswa diminta menunjukkan angka yang diminta guru. Selain itu guru menampilkan angka dalam berbagai cara (misalnya, menunjukkan lima dengan tiga pada jari tangan kiri dan dua di jari tangan kanan).
3. Menggunakan permainan. Melibatkan anak-anak bermain yang memungkinkan mereka untuk melakukan matematika dalam berbagai cara, termasuk pengurutan, menciptakan bentuk simetris dan bangunan, membuat pola, dan sebagainya. Kemudian memperkenalkan permainan jual-beli di toko, menunjukkan anak-anak permainan membeli dan menjual mainan atau benda kecil lainnya, belajar menghitung, aritmatika, dan konsep uang.
4. Menggunakan mainan. Mendorong anak-anak untuk menggunakan “adegan” dan mainan untuk simulasi kejadian nyata, seperti tiga mobil di jalan, atau misalnya, untuk menunjukkan ada dua monyet di atas pohon dan dua di atas tanah.
5. Menggunakan cerita anak-anak. Bercerita tentang sebuah kisah menarik yang didalamnya berisi konsep matematika. Jika perlu diperagakan khususnya untuk memperjelas konsep matematikanya
6. Gunakan kreativitas alami anak. Menggali ide anak tentang matematika harus didiskusikan dengan mereka. Misal seorang anak 6 tahun ditanya begini: “Pikirkan angka terbesar yang kamu tahu, lalu tambah angka itu dengan lima. Bayangkan kamu memiliki coklat sejumlah angka itu”. “Wow, itu 5 angka lebih besar yang kamu tahu”.
7. Menggunakan kemampuan pemecahan masalah. Menanyakan anak-anak untuk menjelaskan bagaimana mereka mengetahui masalah-masalah seperti mendapatkan hanya cukup untuk mereka gunting tabel atau berapa banyak makanan ringan mereka perlu jika tamu yang bergabung dengan grup. Mendorong mereka untuk menggunakan jari-jari mereka sendiri atau apapun yang mungkin berguna untuk memecahkan masalah.
8. Menggunakan berbagai strategi. Bawalah matematika dimanapun di dalam kelas, dari menghitung jumlah anak-anak di pagi hari, menghitung meja kursi, meminta anak-anak untuk membersihkan barang yang ada nomor tertentu, atau membersihkan barang yang berbentuk geometris tertentu dsb.
9. Menggunakan teknologi. Cobalah gunakan kamera digital untuk memotret hasil kerja anak, permainan dan aktifitas yang dilakukan, dan kemudian menggunakan foto untuk diskusi dengan anak-anak, perencanaan kurikulum, dan komunikasi dengan orang tua. Gunakan juga teknologi lain, seperti komputer secara bijak.
10. Gunakan assessment untuk mengukur penilaian anak-anak belajar matematika. Menggunakan observasi, diskusi dengan anak-anak, dan kelompok-kecil untuk kegiatan belajar anak-anak tentang matematika dan berpikir untuk membuat keputusan tentang apa yang mungkin setiap anak dapat belajar dari pengalaman. Juga mencoba menggunakan komputer untuk penilaian menggunakan program secara otomatis.
sumber : edukasiana.com

Mendidik Anak Menjadi Kreatif

Anak yang aktif adalah anak dambaan seluruh orang tua. Pasti terbayangkan betapa menyenangkannya memiliki anak yang aktif dan menggemaskan. Ya, anak yang aktif melakukan sesuatu memang ada saja polah tingkah lakunya dan selalu membuat orang tua tersenyum.
Ibu Yani mempunyai anak berumur enam tahun. Ia selalu mengajak anaknya untuk berpikir kreatif tentang segala hal.
“Saat bermain balok, biasanya saya sering membiarkan anak bebas membentuk balok-balok itu jadi apa. Saya juga membebaskan anak untuk mengembangkan bakat sesuai hobinya. Kami tak ingin memaksa. Karena jika dipaksa, anak pikirannya malah jaid mandheg (berhenti),” ujarnya.
Contoh di atas bisa kita aplikasikan pula kepada anak-anak kita. Mereka akan merasa senang ketika orang tua memberi kepercayaan untuk mengembangkan kreatifitasnya sendiri tanpa paksaan. Selain itu, tanpa tekanan, anak akan dengan mudah mengaktualisasikan apa yang ingin dilakukannya. Selama itu semua dalam hal positif, maka setiap orang tua wajib memberikan dukungan dan kepercayaan.
Selalu Berfikir Positif
Ada banyak cara yang dapat dilakukan orang tua agar keaktifan anak bisa mengarah pada hal-hal yang positif, misalnya saja menjadi anak yang kreatif dengan segala keaktifannya. Untuk menunmbuhkan kekreatifan anak, ada beberapa hal pola pengasuhan yang harus diperhatikan
Pertama, orang tua hendaknya tidak membatasi anak dengan banyak larangan. Sebagaimana yang kita ketahui, anak yang aktif adalah anak yang suka bergerak. Hal ini sudah menjadi sifat dari anak yang aktif. Apabaila orang tua terlalu memberikan banyak hal, tentu anak akan merasa dikekang. Memang ada saatnya anak menuruti aturan orang tua. Akan tetapi, bila ada hal-hal yang membuat anak kecewa, anak bisa berubah menjadi anak yang tidak mau tahu dengan aturan dan perlahan menjadi anak yang memberontak. Anak kreatif biasanya membutuhkan diskusi atau bertukar pikiran untuk mengembangkan ide-idenya. Untuk itu, tidak ada salahnya jika orang tua sesekali mengajak anak mendiskusikan apa yang akan diberikan orang tua dan tak lupa untuk selalu memberikan alasan yang logis ketika hendak melarang atau menolak ide anak.
Kedua, pengarahan yang logis. Kebanyakan anak yang aktif adalah anak yang pandai. Hal ini disebabkan karena otak mereka tidak pernah berhenti bekerja. Apabila anak bisa diarahkan ke hal-hal positif, hal ini dapat menjadikan nilai lebih bagi anak. Selain pengarahan positif yang logis, anak juga perlu diberikan nasihat-nasihat yang positif. Nasihat yang diberikan orang tua hendaknya tidak mengandung unsur emosional dari kita. Maka kita harus membahasakan nasihat sesuai dengan kemampuan anak. Lebih baik pula jika nasihat yang diberikan orang tua diiringi dengan contoh-contoh nyata dan logis.
Ketiga, menasihati anak dalam keadaan tenang. Mengapa harus dengan tenang? Di atas kita sudah mengetahui bahwa anak perlu diberi pengaarahan positif dan nasihat yang tidak mengandung emosional. Selanjutnya sekarang adalah menasihati dalam keadaan tenang, artinya orang tua harus menghilangkan kejengkelannya ketika berbincang tentang kenakalan anak. Hal yang terpenting, orang tua seharusnya tidak langsung ‘melabrak’ anak dengan kata-kata yang bernada membentak. Untuk itu, orang tua hendaknya menenangkan diri terlebih dahulu dan mulai berbicara atau menasihati anak jika merasa sudah dalam keadaan tenang. Cara seperti ini cukup efektif agar anak aktif menjadi kreatif, bukannya malah memberontak.
Keempat, kesabaran dan ketekunan. Anak yang aktif pasti banyak melakukan aktivitas, dalam bentuk apapun itu. Untuk itu dalam mengarahkan anak, orang tua hendaknya bersabar disertai dengan ketekunan. Kesalahan dan ketekunan ini diperlukan karena kemungkinan anak akan melakukan kesalahan yang sama. Orang tua juga hendaknya kita meluangkan waktu untuk melakukan satu aktivitas yang sama dengan anak kita. Terlebih lagi jika aktivitas tersebut adalah aktivitas yang sangat digemari anak.
Kelima, memberikan liburan yang kreatif. Menghabiskan liburan bersama anak pasti sangat menyenangkan. Dalam hal ini, orang tua harus jeli dalam memilih momen liburan bersama, termasuk saat memilih tempat liburan. Karena selain sebagai tempat rekreasi, liburan juga bisa menjadi tempat untuk mengasah kreativitas anak.
Mengadakan liburan yang kreatif tidak harus mahal. Akan teatapi yang terpenting adalah sesuai dengan minat anak. Liburan yang kreatif juga tidak harus dilakukan di luar rumah, karena rumah bisa juga disulap menjadi tempat liburan yang mengasikkan dan memicu kekreatifan anak. Contoh berlibur di rumah yang dapat memicu kekreatifan anak adalah berkebun, mendekorasi ulang kamar atau rumah, membuat kreasi pernak-pernik, dan masih banyak lagi ide kreatif lainnya. Kalaupun orang tua ingin mengajak anak berlibur di luar rumah, sarana permainan outbond bisa menjadi pilihan utama untuk meningkatkan kreativitas anak. Seperti yang ditulis di awal, anak kreatif memang cenderung aktif. Oleh karena itu, wahana permainan alam yang penuh tantangan cenderung lebih disenangi anak kreatif yang emosi dan jiwanya lebih mudah menyatu dengan permainan ini. Pemilihan permainan outbond ini juga bisa mendidik anak untuk bekerjasama, mengenal arti toleransi, mengembangkan kemampuan sosialisasi anak, dan banyak manfaat lainnya.
Terakhir, membuat permainan kreatif dan edukatif.  Permainan kreatif dan edukatif biasanya adalah permainan yang membantu anak meningkatkan daya pikir, logika, dan kreativitas anak. Jenis mainan seperti ini sudah dijual bebas di pasaran. Mainan ini bisa berbentuk puzzle, kartu, balok-balok kayu, dan lain sebagainya. Ketika anak sudah memiliki permainan jenis ini, bukan berarti orang tua bisa begitu saja meninggalkan anak. Orang tua juga perlu mendampingi anak dalam memainkan permainan ini, supaya anak bisa mendapatkan banyak pengarahan dan pelajaran baru dari apa yang telah dimainkannya.
Indah dalam Kebaikan
Pengetahuan itu ibaratnya hak milik seorang mukmin yang hilang, dimanapun ia menjumpainya, di situ ia mengambilnya.-H.R. al-Askari-
Kreatif biasanya dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan seseorang. Proses itu membutuhkan kesiapan lahir dan batin bagi siapapun yang ingin maju. Dalam Islam kreatif itu tidak dilarang, selama kreatifitas itu tujuannya untuk kebaikan dan tidak bertentangan dengan syariat. Karena, kreatifitas juga merupakan bagian dari ilmu yang harus terus digali dan dikembangkan lagi. Siapapun dia, apapun statusnya, anak orang kaya, anak dari kalangan biasa, mereka semua berhak menjadi anak yang kreatif.
Semoga dari proses kreatifitas anak-anak kita, akan terbentuk penemuan baru, pengetahuan baru, dan pengalaman baru. Semoga pula dengan tumbuhnya kreatifitas anak, mereka selalu menjadikan al-Qur’an dan Sunnah sebagai pedoman hidup, sehigga menjadi generasi bangsa yang kreatif dan berkepribadian Islami. Aamiiin(nir/berbagai sumber) 
sumber http://muzakki.com/membina-keluarga/membina-keluarga/717-mendidik-anak-menjadi-kreatif.html

4 Kunci Mempertahankan Kreatifitas Anak

Membangun kepribadian anak dengan modal cinta Dengan cinta maka orangtua dapat menerima anak apa adanya. Terlepas dari apakah orangtua melihat kelebihan anak ataukah tidak, terlepas dari apakah orangtua menyukai cacat (kelemahan) anak atau tidak. Tentu saja hal ini hanya mungkin bagi orangtua yang memiliki tanggungjawah.
Orangtua yang baik tidak akan menuntut anaknya untuk sama dengan anak lainnya. Karena setiap individu adalah unik. Kita dapat membentuk kepribadian anak kita, tetapi bukan untuk menyamakan karakter mereka. Seperti kita lihat
sahabat Umar ra, Abu Bakar ra dan sebagainya, mereka tidak memiliki karakter yang sama meskipun masing-masing mereka merupakan pribadi-pribadi yang Islami. Keunikan mereka justru menjadian mereka ibarat bintang-bintang yang gemerlapan di langit, terangnya bintang yang satu tidak memudarkan terangnya bintang yang lain. Begitu pula
halnya dengan kreatifitas, setoap sahabat adalah insan kreatif.
Masing-masing mereka memiliki dimensi kreatifitas sendiri-sindiri. Salman Al-Farisi penggagas perang parit, Umar bin Khattab penggagas ketertiban lalu lintas, Abu Bakar Ash-Shiddiq penggagas tegaknya sistim ekonomi islam, Khalid bin Walid penggagas strategi perang moderen dan banyak lagi. Tinggal yang menjadi masalah sekarang adalah, kita para orangtua kurang bersungguh-sungguh untuk menemukan bakat-bakat dan minat-minat yang dimiliki oleh anak. Seolah-olah kita para orangtua lebih suka anak kita menjadi fotokopi orang lain, ketimbang dia tumbuh
sebagai suatu pribadi yang utuh.
Kalau anak-anak Amerika dengan shibghah (celupan) individualis liberalis dapat mengatakan : I want to be me ! Mengapa anak-anak kita, anak muslim tidak dapat mengatakan : Ana Abdullah ( Saya abdi Allah) ! Kalau kepribadian menentukan kreativitas, maka seorang muslim pada hakekatnya memiliki potensi kreatif lebih besar dibandingkan ummat-ummat lainnya. Karena kepribadian islam tiada tandingannya.
Menumbuhkan dan Mengem-bangkan Motivasi
Kepribadian yang kuat biasanyaa memiliki motivasi yang kuat pula. Tapi karena kreatifitas itu dimulai dari suatu gagasan yang interaktif, maka dorongan dari luar juga diperlukan untuk memunculkan suatu gagasan. Dalam hal ini para orangtua banyak berperan. Dengan komunikasi dialogis dan kemampuan mendengar aktif maka anak akan merasa dipercaya, dihargaai, diperhatikan, dikasihi, didengarkan, dimengerti, didukung, dilibatkan dan diterima segala kelemahan dan keterbatasannya. Dengan ini anak akan memiliki dorongan yang kuat untuk secara berani dan lancar mengemukakan gagasan-gagasannya.
Selain komunikasi dialogis dan mengdengar aktif, untuk memotivasi anak agar lebih kreatif, sudah seharusnya kita memberikan perhatian serius kepada aktifitas yang tengah dilakukan oleh anak kita. Seperti misalnya melakukan aktifitas bersama-sama mereka. Kalau kita biasa melakukan shaum dan shalat bersama anak-anak kita, mengapa untuk aktifitas yang lain kita tidak dapat melakukannya ? Bukanlah lebih mudah untuk mentransfer suatu kebiasaan yang sama ketimbang harus memulai suatu kebiasaan yang sama sekali baru ? Dengan demikian sesungguhnya seorang muslim memiliki peluang yang lebih besar untuk menjadikan anak-anak mereka kreatif.
Tinggallah sekarang bagaimana kita sebagai orangtua muslim senantiasa berusaha untuk memperkenalkan anak-anak kita dengan berbagai hal dan sesuatu yang baru untuk memenuhi aspek kognitif mereka. Agar mereka lebih terdorong lagi untuk berpikir dan berbuat secara kreatif. Suatu hal yang perlu dicatat dalam memotivasi anak agar kreatif, lakukanlah serekreatif mungkin dan hindarilah kesan-kesan rekonstruktif.
Mensistimatisir Proses Pembentukan Anak Kreatif
Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua dalam pembentukan anak kreatif adalah :
Pertama :
Persiapan waktu, tempat, fasilitas dan bahan yang memadai. Mengenai waktu dapat berkisar antara 5- 30 menit setiap hari, sangat tergantung pada bentuk kreatifitas apa yang hendak dikembangkan. Begitu pula halnya dengan tempat, ada yang memerlukan tempat yang khusus dan ada pula yang dapat dilakukan di mana saja. Fasilitas tidak harus selalu canggih, tergantung sasaran apa yang hendak dicapai. Bahan pun tidak harus selalu baru, lebih sering justru menggunakan bahan-bahan sisa atau bekas.
Kedua :
Mengatur selang seling kegiatan. Kegiatan diatur sedemikian rupa agar dalam melakukan aktifitas tersebut anak-anak terkadang melakukan aktivitas secara individual, tetapi adakalanya juga melakukan aktifitas secara kelompok. Terkadang anak-anak melakukan aktivitas secara kompetitif, terkadang juga secara kooperatif.
Ketiga :
Menyediakan satu sudut khusus untuk anak dalam melakukan aktifitas Kita dapat menyediakan satu sudut di rumah untuk menghamparkan sajadah dan kemudian shalat diatasnya. Mengapa kita tidak dapat menyediakan sudut
khusus untuk kreatifitas anak-anak kita ?
Keempat :
Memelihara iklim kreatifitas agar tetap terpelihara Caranya dengan mengoptimalkan point-point yang telah disebutkan pada kunci no 2 untuk mempertahankan kreatifitas anak.
Mengevaluasi Hasil Kreativitas
Selama ini kita sering terjebak untuk menilai kreatifitas melalui hasil atau produk kreatifita. Padahal sesunggunya proses itu lebih penting ketimbang hasilnya. Pentingnya penilaian kita terhadap proses kreatifitas, bukan berarti kita tidak boleh menilai hasil kreatifitas itu sendiri. Penilaian tetap dilakukan, hanya saja ada satu hal yang harus kita perhatikan dalam menilai. Hendaknya kita menilai hasil kreatifitas tersebut dengan menggunakan perspektif anak dan bukan menggunakan perspektif kita sebagai orang tua. Kalau kita mendapati seorang anak berusia 3 tahun dan kemudian dia dapat menyebutkan angka dari 1 sampai 10 apakah kita akan mengatakan, “Ah, kalau cuma kaya’ begitu saya bisa !” Tentu saja satu hal yang tidak boleh dilupakan dalam mengevaluasi prosos dan hasil kreatifitas adalah “Open Mind” atau dengan “Pikiran yang terbuka”. Apalagi anak seringkali mengemukakan gagasannya atau menelurkan suatu hasil kreatifitas yang tidak lazim. Setiap kali kita mengevaluasi hasil tersebut, kita harus selalu memberikan dukungan dan juga penguatan. Dan begitu juga sebaliknya, jauhi celaan dan hukuman... agar anak kita tetap kreatif.
Tulisan diangkat dari Ummi 8/VI/ 1994
Sumber : www.shvoong.com

Menemukan Arti Kemenangan

Kemenangan seringkali diartikan sebagai posisi paling tinggi diatas musuhnya. Ketika ada dua perlawanan antara kedua belah pihak, dan dimenangkan oleh salah satu pihak itulah yang selama ini diartikan sebagai kemenangan oleh sebagian orang.

Padahal kemenangan itu bisa saja ketika seseorang elawan dirinya sendiri. Walaupn dengan diri sendiri kita bisa memiliki musuh, musuhnya yaitu hawa nafsu. Sebagaimana cerita Rasululah yang menyampaikan kepada para sahabatnya setelah meraih kemenangan pada perang badar, beliau menyampaikan bahwa ada musuh yang paling besar yaitu hawa nasu yang ada dalam diri kita.

Luar biasa ternyata kita tak perlu susah mencari-cari musuh untuk mencari kemenangan sejati, dalam diri kita ada musuh yang sangat sulit kita lawan yaitu hawa nafsu. Hanya kekuatan imanlah yang akan memenangkan kita melawan hawa nafsu yang bisa menyesatkan kita.

Minggu, 18 Agustus 2013

Rumus Aktif Sebuah Gagasan Membangun Rumah Belajar

Rumus Aktif adalah sebuah ide membangun rumah belajar yang orientasinya adalah menggali dan mengembangkan potensi yang ada dalam diri insan manusia. Potensi yang dikebangkan adalah potensi jasad, potensi akal dan potensi ruhiyah.

3 potensi tersebut dikembangkan melalu materi pembelajaran yang menyenangkan. Konsep pembelajarannya seperti belajar di sebuah taman bermain yang penuh keceriaan, kompetisi dan kreatifitas.

RUMUS AKTIF sendiri diambil dari singkatan Rumah Muslim Anak Kreatif. Kata muslim disini adalah sasaran utama yang akan di didik. Anak-anak muslim akan di didik menjadi anak yang kreatif. sehingga dimasa depan mereka akan menjadi muslim yang mampu menyumbangkan kreatifitasnya bagi agama, bangsa dan negara.

Adapun kurikulum pendidikannya didasakan pada 3 potensi yang sudah di sebut diatas.

Potensi Jasad
Potensi ini adalah anugerah Alloh swt yang harus disyukuri dengan cara memanfaatkan sebaik-baiknya bagian tubuh yang ada dalam setiap anak untuk kepentingan ibadah kepada Alloh swt.
Ada 3 pelatihan jasad sesuai sunah Rasullulah yang akan diterapkan pada anak.

Dalam sebuah hadis  sahih yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim, disebutkan Nabi memerintahkan kepada kita agar mengajari anak-anak kita berkuda, berenang dan memanah. Seperti juga perintah-perintah Allah dan RasulNya yang lain, pasti ada hikmah di balik perintah ini.
Mari kita coba kaji kebaikan dan kelebihan pada perintah-perintah tersebut yang pasti menyimpan hikmah baik tersirat maupun tersurat:

1. BERKUDA
Bentuk lekuk tubuh belakang kuda (tempat yang diduduki), sangat baik untuk merawat segala masalah tulang belakang manusia. Saat pergerakan galloping yaitu saat kuda melompat dan berlari  menyebabkan pergerakan vetebra tulang belakang kita yang bersentuhan antara satu sama lain dalam kondisi harmonis, dan merangsang saraf-saraf tulang belakang, seolah-olah diurut. Sedangkan pakar kesehatan pun tidak mampu membuat seperti gerakan alami tulang-tulang veterbra saat orang menunggang kuda.
Seluruh anggota yaitu tulang rangka, otot, organ viseral - termasuk sistem pencernaan, sistem saraf, sistem voluntary maupun involuntary, organ ampas, bahkan gesekan ke organ vital akan terangsang secara optimal untuk menjadi semakin sehat. Penunggang kuda yang hebat biasanya bebas dari mengalami sakit punggung. Selain itu, kuda juga mencerahkan mata sebab ada rangsangan terhadap saraf kranial saat gerakan 'galloping' kuda.
2. BERENANG
Saat berenang, mental, fisik, segala otot dan tulang rangka digerakkan untuk membuat satu gerakan yang terkoordinasi antara dua  kaki dan dua tangan, selain merangsang stamina (sistem kardiovaskular). Karena itu berenang dikatakan sebagai hobi yang paling sempurna dan menyehatkan.
Berenang juga memberi kesempatan kepada manusia untuk menguasai air dan menjadi lebih berani. Sebab ketika orang berenang, dibutuhkan juga keberanian untuk menghadapi segala kemungkinan yang terjadi di dalam air.
3. MEMANAH
Memanah melatih emosi untuk menempatkan 'target' pada satu sasaran. Jika emosi kita terganggu, sudah pasti target akan mudah melenceng. Secara tidak langsung olahraga ini melatih kita untuk belajar tenang dan mengendalikan emosi. Seseorang yang tidak tenang, gugup, pemarah, kurang sabar bukanlah seorang pemanah yang baik.
Memanah juga sangat menitikberatkan keseimbangan tubuh. Pada saat melenturkan anak panah di busurnya, kemudian melepaskannya perlu ada kekuatan fisik. Olahraga ini juga dapat membangun fokus dan konsentrasi dalam menyemai rasa tanggung jawab dan disiplin diri, meningkatkan jati diri dan keyakinan pribadi. Orang yang memiliki banyak karakter pribadi seperti ini InsyaAllah akan mudah melewati segala rintangan dalam hidupnya.
Sabda Rasulullah SAW, "Kamu harus belajar memanah karena memanah itu termasuk sebaik-baik permainanmu." (Riwayat Bazzar, dan Thabarani dengan sanad yang baik)
Potensi Akal
Alloh juga menganugerahi kita akal agar bisa berpikir tentang ciptaan Alloh. Agar akal ini bisa bermanfaat dunia dan akherat anak-anak didik sesuai dengan sunah Rasul.
Memperhatikan perkembangan akal rasional. Pendidikan karakter tidak akan membawa kesuksesan apabila anak tidak memahami makna-makna perilaku dalam kehidupannya. Untuk itu, Islam sangat menekankan pendidikan akal. Allah Swt menyebutkan keutamaan orang-orang yang berpikir dan mempunyai ilmu dalam berbagai ayat, salah satunya adalah QS. at-Thariq 5:  “Maka hendaklah manusia memperhatikan (sehingga memikirkan konsekuensinya) dari apakah dia diciptakan? Akal adalah alat utama untuk mencapai keimanan. Akal harus diasah dengan baik sehingga manusia memahami alasan perilaku baiknya. Pada tahap awal pendidikan, anak-anak memerlukan doktrinasi. Orang tua tidak boleh membiarkan mereka memukul teman atau bermain api walaupun mereka belum memahami alasan pelarangan itu. Namun, sejalan dengan usia, akal manusia mulai mempertanyakan alasan rasional. Keingintahuan ini tidak boleh diabaikan. Salah satu cara untuk mengasah akal adalah dengan perumpamaan dan dialog (Abdullah Nasih Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam, 1995).
Rasulullah Saw sering melakukan dialog dengan para sahabatnya dalam rangka mengasah kemampuan akal mereka. Salah satunya tergambar dalam hadist berikut: “Apakah pendapat kalian, jika sebuah sungai berada di depan pintu salah satu dari kalian, sehingga ia mandi darinya sehari lima kali; apakah akan tersisa kotoran pada badannya?” Para sahabat menyahut, “Tidak sedikit pun kotoran tersisa pada badannya.” Nabi melanjutkan, “Demikianlah seperti shalat lima waktu, dengannya Allah menghapus kesalahan-kesalahan.” [HR. Muslim]
Bentuk pendidikannya adalah dengan memotivasi anak-anak membaca dan menulis. Anak-anak akan diajak untuk membaca berbagai macam buku kemudian menulisnya kembali berdasarkan penglamannya selama mebaca.
Berbagai trik membaca efektif diajarkan agar minat baca semakin tinggi. Semakin tinggi minat baca akan mudah untuk mengarahkan anak-anak untuk menulis dari setiap tulisan yang sudah mereka baca. 
Menulis efektif juga diajarkan agar kemampuan menulis anak-anak terasah. semakin tajam kemampuan menulis anak-anak akan semakin mudah mereka menuangkan ide dan gagasan mereka dalam bentuk tulisan.
MInat membaca dan menulis yang tinggi akan meningkatkan kemampuan akal menyerap berbagi informasi dan menuangkannya dalam ide dan gagasan yang cemerlang. Semoga ide dan gagsan yang mereka tuangkan akan menjadi karya besar yang bermanfaat.
Selain membaca dan menulis anak-anak diberi berbagai permainan yang mampu mengasah akal mereka. Seperti catur dan teka teki silang yang dibuat dengan menyisipkan materi keislaman.
Potensi Ruhiyah


 Potensi ruhiyah..........